Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Jelaskan Cara Mengendalikan Autoimun Agar Tidak Semakin Parah

Kompas.com - 12/11/2023, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit autoimun adalah kondisi saat sistem imun atau kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh dengan melepaskan protein yang disebut autoantibodi.

Dilansir dari Cleveland Clinic, hampir semua jaringan dan organ di dalam tubuh bisa menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun yang mengakibatkan masalah medis, termasuk:

  • Diabetes tipe 1
  • Artritis reumatoid (RA)
  • Psoriasis
  • Sklerosis multipel
  • Lupus eritematosus sistemik
  • Penyakit radang usus
  • Penyakit Addison.

Baca juga: 5 Gejala Awal Autoimun yang Kerap Tidak Disadari

Penyakit autoimun tidak dapat dicegah karena disebabkan oleh faktor genetik. Namun, ada beberapa cara mengendalikan autoimun agar tidak berkembang menjadi kondisi kronis yang parah. Simak penjelasannya berikut.

Bagaimana cara mengendalikan autoimun?

Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis alergi dan imunologi, Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM menjelaskan beberapa cara menstabilkan autoimun.

Cara pertama agar autoimun terkendali yaitu dengan menerapkan pola makan yang sehat, seimbang, dan teratur.

"Dengan makan makanan sehat, seimbang dan teratur, kaya antioksidan dan nutrisi itu bisa mengurangi kemungkinan autoimun," kata Sukamto dikutip dari Antara, Kamis (9/11/2023).

Sukamto melanjutkan, penyakit autoimun bisa semakin parah jika penderitanya mengonsumsi makanan yang memiliki sifat merusak tubuh seperti radikal bebas bisa mengubah perilaku sistem kekebalan tubuh seseorang.

Oleh karena itu, dia menyarankan orang-orang menerapkan pola makan sehat, termasuk konsumsi probiotik seperti yogurt dan kefir untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.

Cara mengendalikan autoimun yang kedua yaitu dengan olahraga teratur. Dengan berolahraga, penderita autoimun dapat memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik.

Baca juga: Macam-macam Penyakit Autoimun yang Harus Diwaspadai

Selain itu, olahraga rutin dengan menu workout yang sesuai juga dapat mempertahankan berat badan ideal.

"Berat badan meningkat chance mendapatkan autoimun tinggi," kata dia.

Cara lainnya untuk mengurangi risiko terkena penyakit autoimun, yakni menghindari merokok, tidur malam cukup dan mengelola stres karena stres kronik sangat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Kemudian, jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun segera konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan dan diagnosis dini.

Apakah autoimun dapat disembuhkan?

Dilansir dari Healthdirect, penyakit autoimun belum bisa disembuhkan.

Meski demikian, penderita autoimun dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Tentunya dengan menjalani perawatan dan pengobatan sesuai rekomendasi dokter.

Tujuan utama pengobatan adalah untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko kerusakan pada organ Anda.

Obat-obatan kortikosteroid sering kali menjadi pengobatan lini pertama untuk mengatasi autoimun, terutama untuk mengurangi peradangan dan nyeri.

Obat-obatan lain dan perubahan gaya hidup juga diperlukan untuk mengatasi autoimun, misalnya:

  • Penderita diabetes tipe 1 perlu mendapat suntikan insulin
  • Menggunakan produk skincare untuk penderita autoimun yang memiliki masalah kulit
  • Menerapkan diet gluten free pada penderita penyakit celiac atau autoimun yang menyerang sistem pencernaan tubuh
  • Olahraga rutin untuk mengurangi gejala penyakit autoimun yang menyerang otot
  • Berhenti merokok untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan kesehatan Anda secara umum.

Sebelum menjajal obat-obatan atau gaya hidup untuk mengendalikan autoimun dan meredakan gejalanya, penderita perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter. 

Baca juga: 10 Tanda-tanda Lupus Nefritis, Penyakit Autoimun yang Menyerang Ginjal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com