Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja dengan Banyak Saudara Punya Kesehatan Mental Lebih Buruk

Kompas.com - 17/01/2024, 06:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pola asuh dalam keluarga dan hubungan antara kakak beradik memang berpengaruh dalam kesehatan mental seseorang.

Remaja yang berasal dari keluarga besar, yaitu yang memiliki banyak adik dan kakak, ternyata kesehatan mentalnya lebih buruk dibanding dengan remaja dari keluarga kecil.

Kesimpulan itu dihasilkan dari analisis berskala besar pada anak-anak dari Amerika Serikat dan China.

Status kesehatan mental memang dipengaruhi oleh faktor seperti jeda usia antar saudara dan usia kakak atau adik. Tapi, yang menarik adalah pola secara umum dari kedua negara itu sama.

Profesor sosiologi Doug Downey yang melakukan penelitian ini mengatakan, selama ini punya banyak saudara dikaitkan dengan pengaruh positif. Hasil studi ini justru sebaliknya.

Ia menyebut, punya banyak saudara berarti harus berbagi perhatian dari orangtua, makin banyak kemungkinan makin sedikit perhatiannya.

Baca juga: Cara Mengatasi Overthinking yang Berdampak pada Fisik dan Mental

"Temuan ini sesuai dengan penjelasan 'dilusi sumber daya' di mana sumber daya orangtua terbatas dan seiring bertambahnya jumlah anak dalam keluarga, maka sumber daya yang diperoleh anak makin sedikit," katanya.

Dengan kata lain, makin banyak anak, maka makin sedikit sumber daya yang diberikan untuk tiap anak.

“Makin lebih banyak saudara kandung, setiap anak mendapat lebih sedikit sumber daya dan perhatian dari orang tuanya, dan hal itu mungkin berdampak pada kesehatan mental mereka,” katanya.

Kakak beradik dengan jarak usia yang dekat juga cenderung akan bersaing untuk mendapat sumber daya orangtua.

Baca juga: Dampak Pernikahan Dini pada Remaja Putri Tingkatkan Risiko Depresi

Metode penelitian

Downey melakukan studi ini bersama dengan mahasiswa doktoral bidang sosiologi Rui Cao. Mereka menganalisis lebih dari 9.400 anak kelas 8 dari data China Education Panel Study.

Di AS, mereka menganalisis 9.100 siswa Amerika kelas 8 yang mengikuti studi Early Childhood Longitudinal Study - Kindergarten Cohort tahun 1988.

Karena kebijakan satu anak di China, sepertiga dari siswa di China adalah anak tunggal, sementara di AS hanya sekitar 12.6 persen.

Di kedua negara tim peneliti memberi beberapa pertanyaan tentang kesehatan mental para siswa yang rata-rata berusia 14 tahun.

Di China, anak tunggal memiliki status kesehatan mental lebih baik, sama halnya dengan siswa di AS yang punya satu saudara kandung atau anak tunggal.

Remaja yang punya kakak dan juga adik dengan usia yang dekat memiliki kesehatan mental lebih buruk.

Baca juga: Pentingnya Keterhubungan antar Anggota Keluarga demi Kesehatan Mental

Walau begitu, menurut Downey penelitian ini memang tidak memotret kualitas hubungan kakak beradik.

"Jika hubungan dengan saudara kandung baik dan suportif, tentu akan berdampak positif bagi kesehatan mental seorang anak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau