Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2024, 08:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang perjalanan penyakitnya sulit diprediksi. Gejalanya bisa ringan, namun juga banyak ditemui kasus DBD berat yang menyebabkan kematian. Untuk itu kita perlu mengenali tanda-tanda bahaya dari penyakit ini.

"Penyakit ini sulit diprediksi, karena itu orangtua harus mewaspadai gejalanya. Tidak boleh lengah," papar Prof.Hartono Gunardi, Sp.A (K), di sela acara diskusi publik “Pentingnya Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue” di Jakarta (17/1/2023).

Demam dengue merupakan penyakit endemik di Indonesia yang angka kasusnya terus meningkat. Data tahun 2022 menunjukkan ada 143.176 kasus, dengan jumlah kematian tertinggi pada anak berusia 5-14 tahun.

Dijelaskan Prof.Hartono, kematian terjadi karena gejalanya dianggap demam biasa dan pasien terlambat dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Biaya Perawatan DBD yang Ditanggung BPJS Kesehatan Naik Tajam

"Kesalahan orangtua yang paling banyak terjadi misalnya anak sudah demam 2-3 hari tanpa batuk pilek tapi tidak diperiksakan ke dokter," ujarnya.

Fase kritis demam dengue biasanya terjadi pada hari ke-empat, di mana demam pada umumnya mulai turun.

Waspadai jika anak mulai mengeluh sakit perut, apalagi terlihat gelisah dan rewel, hati-hati, jangan tunda ke rumah sakit karena bisa jadi itu gejala syok," tegasnya.

Saat ini belum ada obat yang bisa mengatasi demam dengue, penanganan utama adalah terapi cairan karena kekurangan cairan dalam waktu lama sangat membahayakan.

Pasien DB sebaiknya dirawat di rumah sakit, namun menurut Prof.Hartono, untuk DB dengan gejala ringan boleh dirawat di rumah namun dipantau ketat.

"Yang menentukan apakah DB tersebut ringan atau tidak adalah dokter. Walau termasuk ringan dan ingin dirawat di rumah, terus dipantau, kalau ada perubahan gejala segera bawa anak ke rumah sakit," ujarnya.

Baca juga: 4 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Demam

Vaksin sebagai pencegahan DB

Saat ini telah ada vaksin dengue sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit DB. Ada dua vaksin dengue yang telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni vaksin Dengvaxia produksi Sanofi Pasteur dan Vaksin QDENGA produksi Takeda.

"IDAI telah mengeluarkan rekomendasi vaksinasi dengue bagi anak-anak, yang berisi 4 antigen dari 4 serotip virus dengue. Efikasinyapun telah diteliti di 8 negara endemik dengue dengan lebih dari 28ribu sampel berusia 1,5-60 tahun," katanya.

Hasil uji klinis menunjukkan, vaksin QDENGA bisa melindungi dari rawat inap karena DBD sampai 84 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau