Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Stres dan Gula Darah yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 15/02/2024, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Dampak stres tidak hanya memengaruhi suasana hati, tetapi juga gula darah Anda.

Mengutip Very Well Health, stres dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah.

Semakin lama stres bisa saja memicu atau memperparah diabetes Anda.

Stres dapat memengaruhi gula darah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Artikel ini akan menunjukkan hubungan stres dengan gula darah Anda.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Gula Darah dengan Cepat

Bagaimana dampak stres terhadap gula darah?

Menurut Very Well Health, stres memengaruhi gula darah dengan beberapa cara, yaitu:

  • Pelepasan kortisol

Ketika Anda sedang stres, tubuh akan melepaskan kortisol. Kortisol adalah hormon stres utama dalam tubuh kita.

Hormon kortisol disintesis dari kolesterol dan kemudian dilepaskan dari kelenjar adrenal.

Tubuh melepaskan kortisol untuk membantu tubuh merespons ancaman yang dirasakan, mengontrol tekanan darah, dan mengurangi peradangan.

Tingkat kortisol yang lebih tinggi menyebabkan tubuh menurunkan sekresi insulin.

Padahal, insulin adalah hormon yang membantu membawa gula darah ke dalam sel di seluruh tubuh untuk digunakan menjadi sumber energi utama.

Tanpa pelepasan insulin yang cukup, akan lebih banyak gula yang beredar di aliran darah, sehingga kadarnya menjadi tidak seimbang.

Stres kronis dapat menyebabkan tingginya kadar hormon kortisol dalam jangka panjang dan pada akhirnya menurunkan sekresi insulin serta meningkatkan gula darah lebih lama.

Hal ini menjadikan stres berbahaya bagi penderita diabetes dan kemungkinan menjadi faktor risiko berkembangnya komplikasi penyakit ini.

Baca juga: Tips Mengatasi Gula Darah Tinggi dengan Konsumsi Serat

  • Gaya hidup tidak sehat

Ada cara lain stres dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

Selama periode stres, orang mungkin berpartisipasi dalam perilaku yang dapat menyebabkan gula darah tinggi, seperti makan karbohidrat olahan secara berlebihan atau makanan yang mengandung banyak gula tambahan.

Orang mungkin juga tidak berolahraga atau meminum obat sesuai petunjuk dokter. Sebab, stres mempunyai kemampuan untuk mengubah kebiasaan sehat.

Semua faktor tersebut dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

Stres juga dapat mempengaruhi tidur karena stres dan tidur sama-sama dikendalikan oleh poros hipotalamus-hipofisis-adrenal.

Ketika seseorang mengalami stres tinggi dan porosnya mendorong produksi kortisol ekstra, maka terjadilah perubahan pada porosnya.

Hal ini menyebabkan masalah dalam mendapatkan kualitas tidur serta perubahan pola tidur.

Ketika seseorang kurang tidur, hal ini dapat menyebabkan intoleransi glukosa, yang menggambarkan kondisi metabolisme yang menyebabkan kadar gula darah tinggi.

Baca juga: 11 Hal Penyebab Gula Darah Tinggi Tanpa Disadari

Bagaimana cara mengatasi stres dan gula darah?

Dikutip dari Very Well Mind, stres dan gula darah dapat dikelola dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup sederhana sebagai berikut:

  • Usahakan untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap malam
  • Tetap terhidrasi
  • Makanlah makanan teratur yang berfokus pada makanan utuh daripada makanan olahan
  • Luangkan waktu setiap hari untuk menenangkan pikiran Anda
  • Cobalah memiliki kesadaran penuh dan meditasi
  • Menahan diri dari merokok dan minum alkohol
  • Berolahraga setiap hari
  • Ambil hari libur, bila Anda bisa
  • Belajarlah untuk mengatakan tidak pada kewajiban ketika Anda merasa kewalahan

Selain itu, Anda bisa mencari dukungan dari kelompok yang memiliki pengalaman diabetes. Di sana Anda dapat berbagi cerita dan tips dalam mengahadapi masalah serupa.

Mungkin Anda bisa meminta rekomendasi dari dokter tentang kelompok atau komunitas diabetes tersebut.

Baca juga: 11 Cara Mengatasi Gula Darah Tinggi Secara Alami

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com