MEKKAH, KOMPAS.com-Jemaah haji akan memasuki puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina sehingga perlu menjaga kesehatan tubuhnya.
Salah satu dokter spesialis penyakit dalam yang jadi petugas kesehatan haji di Puncak haji adalah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina sehingga jemaah haji perlu menjaga kesehatan tubuhnya.
Evan Gintang, dokter spesialis penyakit dalam yang juga petugas kesehatan haji di sektor 5, Mekkah, berbagi tips menjaga kesehatan menjelang puncak haji.
Baca juga: 287 Petugas Kesehatan Disiagakan Kawal Jemaah Haji RI saat Wukuf
Evan menyarankan jemaah mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan tidak memaksakan untuk beribadah berlebihan, khususnya di Masjidil Haram.
Evan meminta jemaah untuk mengukur kemampuan tubuh.
"Jangan sampai keinginan beribadah di masjidil haram yang terlalu kuat membuat beban tubuh kurang istirahat. Hal tersebut mengingat cuaca di Mekkah semakin panas hingga 45 derajat celcius dan padatnya Masjidil Haram di musim haji," ujar Evan, Selasa (11/6/2024), seperti dilaporkan jurnalis KOMPAS.com anggota Media Center Haji (MCH) 2024 Khairina.
Khusus bagi lansia yang memiliki kerentanan, ia mengingatkan, jika mengalami gejala seperti tidak bisa tidur dan malas makan, supaya segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan haji setempat.
Gejala yang muncul itu, kata Evan, merupakan warning atau peringatan bahwa lansia tersebut membutuhkan perhatian lebih lanjut.
Sebelum puncak haji, Evan meminta jemaah agar lebih peduli pada kesehatannya.
“Jemaah yang punya penyakit, dikonsultasikan kesehatannya kepada petugas kesehatan, sehingga pada saat masuk Armuzna, jemaah haji dalam kondisi fit dan tidak mengalami penurunan fungsi tubuh karena sakitnya,” pesan Evan.
Ibadah haji adalah ibadah fisik, jelas Evan, sehingga jemaah diminta mengukur kemampuan fisiknya dan mengetahui cara bagaimana menghadapi terik panas saat berada di Armuzna.
Ia berpesan kepada jemaah untuk menggunakan alat pelindung diri, seperti payung guna menghindari paparan sinar matahari langsung.
Jemaah juga diminta membawa botol semprotan air dan lap basah,
“Paling sering kejadian saat Armuzna adalah heat stroke karena tubuh terlalu panas dan menyebabkan gangguan kesadaran hingga pingsan. Kita harus melindungi diri dari paparan panas, bisa memakai payung atau spray dari air atau penggunaan lap basah agar tubuh menjadi lebih dingin,” katanya.
Baca juga: 287 Petugas Kesehatan Disiagakan Kawal Jemaah Haji RI saat Wukuf
Selanjutnya, Evan mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri.
Ia mencontohkan, jika jemaah merasa tidak mampu melempar jumroh, diminta bisa menggunakan skema badal lempar jumroh, atau mencari waktu yang longgar dan tidak terburu-buru ketika akan melempar jumroh.
Kondisi jemaah selama beribadah juga bisa dikomunikasikan ke pembimbing ibadah dan harus ada sikap saling mendukung antar jemaah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.