Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Rela Jadi Kelinci Percobaan Medis

Kompas.com - 13/08/2024, 11:51 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Setiap obat dan vaksin harus melalui serangkaian percobaan, terutama uji klinis pada manusia untuk mengetahui kemanjuran dan keamanannya, sebelum mendapat izin edar pada pasien.

Orang-orang yang rela menjadi "kelinci percobaan" untuk obat-obat atau vaksin baru tersebut mendapat bayaran yang cukup lumayan, meski mereka harus rela tertular penyakit.

Selama satu dekade terakhir Ben sudah mengikuti 15 kali uji klinis berbayar. Pria berusia 37 tahun dari Cambridge, Inggris ini menjadi bahan percobaan untuk alasan umum, yaitu uang.

"Saya baru punya anak dan biaya kesehatannya melebihi penghasilan bulanan saya. Jadi saya mengikuti uji klinis ini dengan jatah cuti tahunan untuk mendapat uang tambahan," kata Ben dalam wawancara dengan Euronews Health.

Uji klinis pertama yang ia ikuti adalah untuk obat anti-inflamasi yang dilakukan oleh Quotient Sciences, perusahaan pengembangan obat dari Inggris Raya.

"Quotient Sciences adalah tim yang hebat, mereka menjelaskan tentang percobaan yang akan dilakukan dan risikonya secara jelas. Saya mendapatkan enam suntikan selama enam hari. Masing-masing di perut dan rasanya seperti disengat lebah," kata Ben.

Baca juga: Uji Klinis Dialance, Perkeni Dorong Produk Penurun Diabetes Buatan Indonesia

Ia menghabiskan waktu 9 hari di sebuah unit dan mengatakan malah mendapatkan "pengalaman menyenangkan" dan bisa menghabiskan waktu dengan menonton film dan makan.

"Saya tidak pernah merasa kelaparan selama di sana," ujarnya.

Ben adalah salah satu dari jumlah orang yang berminat untuk mengikuti uji klinis berbayar. Di seluruh Inggris ada hampir 1,4 juta orang yang berpartisipasi pada tahun 2020 - 2021, menurut Asosiasi Industri Farmasi Inggris (ABPI). Sekitar 900.000 di antaranya mengikuti uji klinis Covid-19.

Para peserta mengatakan, selain mendapat uang, mereka juga puas karena membantu pengembangan perawatan medis yang berpotensi menyelamatkan nyawa. Rasa ketertarikan pada bidang medis terkadang juga berperan.

Selain pemeriksaan fisik, Seseorang mungkin membutuhkan tes laboratorium, seperti cek darah untuk mengetahui kondisi kesehatannya. pixabay.com Selain pemeriksaan fisik, Seseorang mungkin membutuhkan tes laboratorium, seperti cek darah untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

Bagaimana cara terlibat

Ribuan uji klinis saat ini sedang berlangsung di seluruh Eropa. Menurut Badan Obat Eropa, diperkirakan ada 2.800 uji klinis yang diotorisasi setiap tahunnya.

Sekitar 60 persen dari uji klinis itu disponsori oleh industri farmasi dan 40 persen oleh sponsor nonkomersial seperti kalangan akademisi.

Baca juga: Suntik 2 Kali Setahun Efektif Cegah Penularan HIV

Mayoritas dari percobaan itu tidak menawarkan kompensasi uang, tetapi bagi yang memberi besaran jumlahnya tergantung pada fase uji coba, termasuk level risikonya.

Menurut Badan Jaminan Kesehatan Inggris (NHS), pada fase 1 uji coba biasanya peserta dibayar paling mahal karena ini adalah percobaan pertama pada manusia, sementara fase 4 dibayar paling rendah karena terapinya sudah lulus pada tahap sebelumnya dan telah mendapat lisensi pemasaran alias sudah siap diresepkan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau