Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Beda Bell's Palsy dan Stroke? Ini Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 29/10/2024, 19:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Stroke dan bell's palsy sering dianggap sama, karena menyebabkan wajah mencong dan kelumpuhan. Meski demikian, keduanya adalah masalah kesehatan yang berbeda.

Dokter Spesialis Saraf dari RSPI dr. Sahar Aritonang, Sp. N, M.Si.Med, FINS mengatakan perbedaan bell's palsy dan stroke yang mendasar terletak pada jenis saraf yang terpengaruh.

"Jadi biasanya kalau bell's palsy itu kan memang yang diserang itu kan saraf wajah yang kita sebut dengan saraf ketujuh. Sementara kalau pada stroke itu kan bisa kena saraf ketujuh, tetapi bisa juga disertai dengan keluhan-keluhan yang lain," kata dr. Sahar Aritonang, seperti ditulis Antara, Selasa (29/10/2024).

Baca juga: Apa Saja Faktor Penyebab Stroke di Usia Muda? Ini Kata Dokter...

Sahar menambahkan, pada bell's palsy yang terkena saraf ketujuh atau saraf wajah bagian tepi (perifer). Itu berarti gangguan biasanya hanya terbatas pada area wajah, tanpa disertai gejala lainnya seperti kelemahan anggota tubuh atau gangguan penglihatan, yang umum terjadi pada stroke.

Sedangkan pada stroke, saraf ketujuh yang terdampak biasanya juga disertai dengan gejala tambahan di tubuh lainnya, misalnya, pasien stroke mungkin mengalami kelemahan pada tangan atau kaki, serta penglihatan yang terganggu.

Cara membedakan keduanya cukup sederhana, dalam kasus bell's palsy, satu sisi wajah lumpuh total, termasuk alis dan mata yang tak bisa menutup sempurna.

Sementara pada stroke, kelemahan lebih banyak terjadi di bagian bawah wajah, sehingga alis dan mata tetap dapat berfungsi normal.

"Jadi dikatakan bahwa bell's palsy itu total separuh wajahnya itu akan lumpuh. Sementara, kalau pada stroke biasanya itu hanya wajah bagian bawah, di bawah mata sampai ke bibirnya itu biasanya yang pelot," ungkapnya.

Baca juga: Kemenkes: Kunci Cegah Stroke dengan Kendalikan Faktor Risikonya

Dokter Sahar juga menegaskan bahwa meski keduanya perlu penanganan cepat, stroke memiliki "golden time" atau waktu emas untuk pengobatan.

Dalam waktu tiga setengah hingga empat jam pertama, penderita stroke non-hemorrhagic (stroke akibat penyumbatan) dapat diberikan obat trombolitik untuk menghancurkan gumpalan penyumbat.

Penanganan cepat tersebut penting untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan yang lebih baik pada kedua kondisi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau