KOMPAS.com-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, mengimbau masyarakat agar menghindari makanan berat dan berminyak saat berbuka puasa guna mencegah gangguan pencernaan.
"Saat berbuka puasa, sebaiknya awali dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih. Hindari makanan yang terlalu berat agar lambung tidak bekerja terlalu keras setelah seharian berpuasa," ujar Dini, Minggu (16/3/2025), seperti ditulis Antara.
Baca juga: Apa Saja Buah Rendah Gula yang Baik Dimakan Saat Buka Puasa? Ini 7 Pilihannya...
Untuk sahur, disarankan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, rendah lemak, serta kaya serat, seperti oatmeal, pisang, atau roti gandum.
"Hindari makanan pedas, asam, atau bersantan karena dapat memicu produksi asam lambung berlebih," tambahnya.
Selain itu, jangan melewatkan sahur, karena dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung akibat lambung yang kosong dalam waktu lebih lama. Pastikan sahur dengan porsi yang cukup agar energi tetap terjaga sepanjang hari.
Penting juga untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan cukup mengonsumsi air putih selama sahur dan berbuka. Sebaiknya hindari minuman berkafein seperti kopi atau teh dalam jumlah berlebihan karena dapat merangsang produksi asam lambung.
Baca juga: Saran Pakar IPB: Buah Terbaik dan yang Perlu Dihindari Saat Buka Puasa
Stres juga berpotensi memperburuk kondisi maag, sehingga penting untuk mengelola stres dengan baik. Luangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti meditasi atau membaca buku.
Mengonsumsi makanan dalam porsi besar sekaligus dapat membuat lambung bekerja lebih keras dan meningkatkan risiko naiknya asam lambung. Oleh karena itu, lebih baik makan dalam porsi kecil namun sering, terutama saat berbuka dan sahur.
"Langsung tidur setelah makan bisa menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Sebaiknya beri jeda sekitar 2-3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur," ujar Dini.
Baca juga: Buah Terbaik untuk Buka Puasa Apa? Ini 7 Pilihannya...
Ia juga menjelaskan bahwa gangguan pencernaan seperti maag, naiknya asam lambung, atau gastroesophageal reflux disease (GERD) sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, misalnya perut kembung hingga sensasi terbakar di bagian perut atas.
"Ada beberapa faktor yang dapat memicu kambuhnya maag, antara lain pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan yang memicu produksi gas, stres, hingga emosi yang tidak terkendali," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.