Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Child Grooming: Psikolog Ungkap Modus dan Karakteristik Pelaku

Kompas.com - 16/03/2025, 11:00 WIB
Khairina

Editor

1
Sumber Antara

KOMPAS.com-Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra A. Putranto, mengungkapkan bahwa ada beberapa karakteristik yang biasanya dimiliki oleh pelaku child grooming.

Menurutnya, masyarakat perlu memahami hal ini agar dapat mencegah anak menjadi korban pelecehan seksual.

"Pelaku sering kali membangun hubungan emosional dengan anak untuk mendapatkan kepercayaan mereka, yang dapat terjadi di mana saja, baik di dunia nyata maupun di dunia maya," ujar Kasandra seperti ditulis Antara, Jumat (14/3/2025).

Baca juga: Psikolog: Child Grooming dan Pedofilia Berbeda, Tapi Sama-sama Berbahaya

Ia menjelaskan, pelaku child grooming umumnya memiliki sifat manipulatif dan sangat mahir dalam memanipulasi emosi.

Mereka juga mampu membangun kepercayaan serta menjalin hubungan yang erat dengan anak maupun orang dewasa di sekitar mereka.

Selain itu, pelaku kerap menunjukkan perhatian dan empati yang berlebihan terhadap anak. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kesan bahwa mereka peduli dan memahami kebutuhan anak.

"Pelaku sering kali memiliki kemampuan sosial yang baik, membuat mereka mudah bergaul dan disukai oleh anak-anak dan orang dewasa. Mereka mungkin menunjukkan minat yang tidak biasa terhadap kegiatan anak-anak, seperti bermain gim, berolahraga, atau hobi anak-anak lainnya," jelasnya.

Kasandra juga menambahkan bahwa para pelaku sering kali berusaha menyembunyikan niat mereka dengan berbagai cara agar tindakan mereka tidak terdeteksi. Beberapa dari mereka bahkan memiliki riwayat perilaku menyimpang atau pernah melakukan pelecehan seksual sebelumnya.

Adapun pelaku child grooming bisa berasal dari lingkungan terdekat anak, seperti anggota keluarga, guru, atau orang dewasa lain yang memiliki akses kepada mereka. Selain itu, orang asing yang berinteraksi dengan anak, baik secara langsung maupun melalui platform online, juga berpotensi menjadi pelaku.

Baca juga: Grooming, Dampak Penggunaan Media Sosial Sejak Dini

Dalam beberapa kasus, ditemukan bahwa remaja atau anak yang lebih tua bisa saja menjadi pelaku terhadap anak yang lebih muda. Pelaku juga kerap memanfaatkan media sosial, aplikasi pesan, atau platform gim untuk menjalin komunikasi dengan anak.

Bahkan, pekerja sosial atau konselor pun bisa menyalahgunakan posisi mereka untuk melakukan grooming.

Kasandra menjelaskan bahwa anak-anak yang rentan menjadi korban biasanya adalah mereka yang merasa kesepian, terisolasi, atau memiliki sedikit teman.

Anak-anak yang kurang percaya diri, menghadapi masalah di rumah, memiliki pemahaman terbatas, serta tertarik pada media sosial dan platform online juga lebih berisiko menjadi target pelaku.

Menurutnya, setelah mengidentifikasi anak yang rentan, pelaku akan berusaha menghabiskan waktu untuk membangun kepercayaan dan menciptakan ikatan yang kuat sebelum membawa hubungan ke arah yang lebih berbahaya.

Baca juga: Ini Dampak Psikologis Anak Korban Kekerasan

Pelaku juga kerap memberikan perhatian berlebihan serta pujian agar anak merasa istimewa dan diterima. Dengan cara ini, korban menjadi lebih percaya kepada pelaku dan merasa nyaman untuk berbagi cerita atau informasi pribadi.

"Pelaku dapat menggunakan teknik manipulasi, seperti gaslighting, untuk membuat anak merasa bingung atau meragukan diri mereka sendiri, sehingga lebih mudah untuk dikendalikan hingga berusaha mengisolasi anak dari teman-teman dan keluarga, sehingga anak lebih bergantung pada pelaku untuk dukungan emosional," ujarnya.

Proses child grooming ini bisa berlangsung dalam hitungan minggu hingga bertahun-tahun, tergantung pada strategi yang digunakan pelaku dan seberapa cepat mereka dapat membangun kepercayaan dengan anak.

Pelaku umumnya meluangkan waktu untuk memperkuat hubungan sebelum akhirnya melakukan eksploitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

1
Komentar
child groomming

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau