Menurut dr Rifan Fauzie, SpA, kebiasaan makan gorengan memang dapat meningkatkan timbunan lemak dalam tubuh. Pada anak-anak hal tersebut bisa menyebabkan kegemukan, terlebih jika pola makan berlebihan dan aktivitas fisik anak rendah.
"Makan gorengan asal tidak berlebihan sebenarnya masih aman untuk anak-anak," katanya dalam acara media launch Govit yang diadakan PT Indofood CBP Sukses Makmur di Jakarta, Senin (22/7/2013).
Memilih camilan yang sehat dan bergizi, menurut Rifan, sangat penting karena dapat mencukupi kebutuhan gizi anak. Meski begitu, camilan sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan karena dapat mengganggu nafsu makan anak. "Kalau bisa camilannya dikombinasi dengan sayur atau buah," katanya.
Ditambahkan oleh Prof Hardinsyah, Ketua Pergizi Pangan Indonesia, yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah proses penggorengannya.
"Jenis minyak gorengnya jangan minyak jelantah yang sudah dipakai menggoreng berkali-kali. Kalau suka gorengan, buatlah di rumah yang minyak gorengnya lebih terjamin," kata Hardinsyah.
Kerusakan minyak akibat proses penggorengan pada suhu tinggi meliputi proses oksidasi dan polimerisasi sehingga makanan yang dihasilkan menjadi tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak.
Beberapa penelitian pada hewan juga menunjukkan pemberian minyak yang sudah rusak akibat pemakaian berulang pada suhu tinggi dapat meningkatkan risiko kanker, diare, serta penyumbatan pembuluh darah yang akan memicu penyakit jantung.
Makanan yang digoreng tipis (seperti keripik) mempunyai daya serap minyak yang lebih besar daripada makanan goreng yang tebal. Pada makanan yang tebal, yang menyerap minyak hanya lapisan luarnya saja, sedangkan bagian dalamnya mengandung air, misalnya pisang atau tahu goreng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.