KOMPAS.com - Kanker mulut adalah masalah serius di bidang kesehatan gigi dan mulut. Di Amerika Serikat, menurut data yang dilansir National Cancer Institute, ada sekitar 41 ribu kasus penyakit ini setiap tahunnya dan menyebabkan hampir 8.000 orang meninggal dunia.
Kanker mulut adalah kanker yang timbul pada semua bagian mulut. Kanker mulut dapat terjadi di bibir, gusi, lidah, dinding mulut, dan langit-langit mulut atau dasar mulut. Mukosa mulut yang normal dapat dideskripsikan dalam 6 kata : “lembab”, “lembut”, “merah muda”, “elastis”, “halus”, “berkesinambungan”. Jika mukosa pada mulut tidak dapat dideskripsikan melalui 6 kata tersebut, berarti terdapat ketidaknormalan. Bagi yang berusia menengah ke atas, kejanggalan pada mukosa mulut harus diperhatikan.
Leukoplakia, perubahan sebelum kanker
Banyak ditemukan pada penyakit mukosa mulut muncul bercak putih. Bercak-bercak putih pada rongga mulut yang disebut leuoplakia ini harus sangat diperhatikan. Dalam dunia kedokteran, istilah “oral leukoplakia” mengarah pada penyakit yang bsa berkembang menjadi kanker!
Penderita sering merasakan lapisan mulut kasar dan penciutan. Bahaya dari leukoplakia pada mulut adalah bagian yang terkena tidak sakit, tidak geli, tidak terdapat koreng, sehingga sulit dideteksi. Leukoplakia merupakan penyakit yang bisa berkembang menjadi kanker. Jika tidak segera ditangani, bisa berubah menjadi kanker. Peluang berubahnya menjadi kanker antara 10-30 persen.
Kanker mulut lebih mematikan
Profesor bidang patologi mulut dari Universitas Tufts Amerika Serikat, Michael Cajen, membandingkan prevalensi kanker mulut dengan kanker serviks. Menurutnya dari 11.000 kasus kanker serviks, sekitar 6.000 diantaranya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan pap smear.
"Terdapat 1 orang meninggal dunia akibat kanker mulut setiap jamnya, dimana angka ini merupakan minimal 2 kali lipatnya dari kasus kanker serviks, karena pemeriksaan pap smear dapat mengurangi angka penderita kanker serviks hingga 90 persen,” kata dia.
Merokok dan mengkonsumsi alkohol adalah penyebab utama munculnya penyakit ini, tetapi terdapat 25 persen dari penderita kanker mulut yang bukan disebabkan kedua hal tersebut. Setidaknya ada yang disebabkan Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini yang menyebabkan sebagian besar dari kanker serviks, dimana saat melakukan oral seks dapat menyebabkan kanker mulut.
Penting diketahui sejak dini
Saat ini, pencegahan, pemeriksaan, dan pengobatan dini sangat berguna untuk mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh kanker mulut. Jika pada pasien ditemukan bisul pada mulut yang tak kunjung, disertai rasa sakit, kelenjar getah bening pada leher membesar, dan gejala kanker mulut lainnya, sebaiknya berwaspada terhadap kanker mulut.
Kanker mulut pada stadium awal jika mendapat penanganan dini, dapat membuahkan hasil yang baik. Ahli dari Modern Cancer Hospital Guangzhou, Peng Xiao Chi menuturkan, teknologi canggih untuk mengobati kanker yang ada di dunia saat ini adalah teknik minimal invasif.
Menurut data statistik yang diperoleh dari Modern Cancer Hospital Guangzhou, tingkat keberhasilan metode minimal invasif ini pada penderita kanker stadium awal bisa mencapai 90 persen. Sedangkan tingkat keberhasilan pada penderita kanker stadium lanjut mencapai 60 persen.
Ketika kanker mulut sudah mencapai stadium akhir, tujuan dari pengobatan adalah memperpanjang peluang hidup pasien, menggurangi rasa sakit. Jika penderita sudah berusia lanjut, kondisi tubuhnya tidak terlalu baik, harus lebih hati-hati dalam memilih metode pengobatan. Tindakan bedah, radioterapi, dan kemoterapi bisa memperparah kondisi tubuh pasien.
Sedang metode cryosurgery atau pembekuan, terapi embolisasi, penanaman biji partikel, imunoterapi dan metode minimal invasif lainnya, hanya akan mengakibatkan luka seperti “lubang kunci”, rasa sakit dan efek samping yang diakibatkan kecil. Pemulihannya pun cepat dan efektif.
Peng mengatakan, pengobatan kanker yang terbaik adalah dengan melakukan konsultasi dengan tim medis yang ahli, serta menggunakan metode cryosurgery, intervensi, biji partikel, pengobatan tradisional China, imunoterapi dan metode-metode lainnya, dikombinasikan sesuai dengan kondisi pasien, menggabungkan satu atau beberapa metode untuk melakukan pengobatan. Metode perawatan yang komprehensif ini dapat memaksimalkan tingkat kesembuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.