KOMPAS.com - Terkadang kita mengalami sulit buang air besar. Untuk sembelit yang jarang-jarang terjadi ini, obat antisembelit boleh dikonsumsi untuk mengatasinya. Sembelit yang berkepanjangan bisa jadi merupakan gejala penyakit yang lebih serius.
Gaya hidup moderen turut menjadi penyebab buang air besar jadi sulit. Gaya hidup moderen ini memang beda. Jika dulu nenek moyang kita banyak makan serat dari beras merah dan bekatul, kita lebih suka makan nasi putih dan tepung yang kandungan seratnya sudah hilang.
Di samping itu, gaya hidup moderen juga memudahkan kita mengonsumsi obat-obatan yang mudah membuat kita jadi sembelit. Obat tekanan darah, pereda nyeri, antidepresan, penenang, statin untuk penurun kolesterol dan banyak zat kimia lain yang kita konsumsi sehari-hari.
Ketika mengalami sembelit, salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan minum obat. “Pasien dapat mengambil langkah terapi farmakologis antara lain dengan terapi melunakkan kotoran dan terapi meningkatkan gerakan peristaltik usus dengan minum obat pencahar atau pun dengan bantuan produk yang dimasukkan ke dalam dubur,” kata Dr. Chudahman Manan, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran UI/RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Jika digunakan dengan benar sesuai petunjuk dokter, obat-obatan pencahar umumnya aman. Kadang obat pencahar bisa menyebabkan kram, kembung, pusing atau diare. Uji klinis pencahar mengandung bisacodyl menunjukkan efek samping berupa diare. Namin tidak terjadi efek samping serius terhadap pasien.
Namun mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi sembelit ini ada aturannya. “Obat untuk sembelit itu sudah diuji klinis dan terbukti aman digunakan selama empat minggu. Kalau empat minggu tidak ada perubahan, sebaiknya berobat ke dokter,” kata Dr. Chudahman.
Sembelit yang tak teratasi selama lebih dari empat minggu ini wajib diwaspadai karena bisa jadi merupakan bentuk gejala kanker. “Tanda yang paling jelas adalah penurunan berat badan lebih dari 75 persen berat awal tanpa alasan jelas dalam waktu satu bulan,” katanya.
Hati-hati juga dengan tanda berupa perdarahan melalu anus dan kram perut. Kram perut itu bisa merupakan tanda adanya sumbatan yang disebabkan oleh banyaknya tumor di usus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.