KOMPAS.com - Obesitas, diabetes, dan hipertensi dikenal dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung. Namun, sebenarnya banyak faktor yang bisa memicu serangan jantung.
Berikut 6 hal tak terduga yang bisa memicu serangan jantung seperti dikutip dari Huffingtonpost.com.
Marah yang meledak-ledak
Berdasarkan hasil studi peneliti di Sydney Australia baru-baru ini, seseorang yang marah-marah 8,5 kali lebih mungkin terkena serangan jantung setelah sekitar dua jam mengalami kemarahan itu.
Peneliti dokter Thomas Buckley dan profesor Geoffrey Tofler menjelaskan, kemarahan yang terjadi biasanya di luar kendali atau emosi yang berlebihan. Hasil penelitian menunjukkan, sebanyak 42 persen kemarahan disebabkan oleh perdebatan dalam masalah keluarga dan 14 persen karena masalah pekerjaan dan saat mengemudikan kendaraan.
Namun, menurut peneliti, kemarahan yang memicu serangan jantung biasanya terjadi karena orang tersebut memiliki faktor risko lain seperti diabetes maupun kebiasaan merokok, atau sudah pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.
Rasa cemas yang berlebihan
Penelitian Buckley dan Tofler juga menunjukkan kecemasan akut atau berlebihan dapat membuat seseorang 9,5 kali lebih berisiko mengalami serangan jantung setelah dua jam dari merasa cemas.
"Marah dan cemas kemungkinan besar menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, pengetatan pembuluh darah dan meningkatkan pembekuan. Semua itu berkaitan menjadii pemicu serangan jantung," terang Buckley.
Peneliti menyarankan mereka untuk menghindari hal-hal yang dapat membuat amarah, rasa cemas dan mengurangi stres.
Aktivitas fisik yang berat
Melakukan aktivitas fisik yang berat juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung bagi mereka yang jantungnya telah bermasalah sebelumnya. Peneliti menemukan bahwa saat musim dingin sejumlah orang di Amerika Serikat mengalami serangan jantung setelah membersihkan tumpukan salju.
American Heart Association menyarankan orang-orang yang bermasalah pada jantungnya untuk tidak melakukan aktivitas berat dan banyak beristirahat. Hindari merokok dan minum alkohol.
Menurut peneliti, yang terpenting adalah menyadari sinyal-sinyal tubuh, seperti nyeri ringan yang dapat membuat dada merasa tertekan dan sesak napas.
Berhubungan seksual
Berhubungan seksual juga dapat memicu serangan jantung. Sebuah studi mengungkapkan, laki-laki berusia 50-60 tahun dapat 2,7 kali lebih tinggi mengalami serangan jantung setelah berhubungan seks dibanding mereka yang tidak melakukan hubungan seks.
Namun, menurut peneliti risiko serangan jantung karena berhubungan seksual sangat kecil atau kurang dari satu persen dari semua kasus serangan jantung.
Serangan jantung setelah berhubungan seksual biasanya terjadi pada orang yang memiliki penyakit jantung arteri koroner sebelumnya. Tingkat tekanan darah dan jantung bisa meningkat secara signifikan selama orgasme. Tetapi, hanya berlangsung sekitar 10-15 detik.
American Heart Association menyarankan mereka yang memiliki masalah pada jantung agar berkonsultasi dengan dokter untuk menstabilkan kesehatan jantung sebelum berhubungan seks.
Penyalahgunaan Obat-obatan dan minum alkohol
American Heart Association mengungkapkan bahwa penyalahgunaan obat-obatan dan terlalu banyak minum alkohol dapat memicu serangan jantung. Menurut peneliti, terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan kadar trigliserida dan tekanan darah. Hal ini dapat menyebabkan kematian mendadak.
Terlalu banyak makan
Hati-hati ketika terlalu banyak makan berat. Sebuah penelitian yang dilakukan US Department of Veterans Affairs (VA) menemukan, orang-orang yang berisiko terkena penyakit jantung dapat empat kali lebih mungkin untuk mengalami serangan jantung saat dua jam setelah makan besar.
Menurut penelitian sebelumnya, telalu banyak makan dapat meningkatkan asam lemak memasuki aliran darah yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.