Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2015, 10:22 WIB

KOMPAS.com - Serbet dan lap dapur bisa jadi tempat utama berkumpulnya kotoran dan debu, belum termasuk kuman dan mikroorganisme lainya. Tapi, apakah serbet dan lap dapur perlu dicuci setiap hari?

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) memperkirakan 1 dari 6 orang Amerika menderita sakit akibat keracunan makanan setiap tahunnya. Walau restoran yang kurang bersih bisa jadi penyebabnya, tapi sebenarnya patogen pemicu keracunan makanan bersumber dari rumah.

Penelitian terbaru mengungkapkan, serbet dan lap dapur adalah sumber mikroorganisme, termasuk bakteri Salmonella dan Campylobacter yang jumlahnya cukup untuk berpindah ke piring atau alat makan, lalu dari situ pindah ke tubuh manusia.

"Tapi belum ada bukti yang bisa menunjukkan bahwa lap kotor adalah penyebab keracunan makanan pada manusia," kata Dr.John Swartzbergh, profesor emeritus dari fakultas kesehatan masyarakat University of California.

Sebagian ahli menyarankan agar lap dan serbet di dapur dicuci setiap hari dan direndam dalam cairan pemutih. Tapi menurut Swartzbergh hal itu sebenarnya tak terlalu perlu, kecuali jika lap tersebut sudah terkontaminasi dengan patogen, misalnya dari ayam mentah atau ada anggota keluarga yang berulang kali sakit infeksi.

"Jika anggota keluarga sehat, mencuci lap dapur beberapa kali seminggu sudah cukup," katanya.

Sementara itu, di kamar mandi jamur dan kapang tumbuh dengan cepat pada handuk yang basah. Namun, mereka akan sulit hidup jika handuk tersebut kering. Meski begitu, mikroorganisme itu akan kembali lagi saat handuk kembali basah.

Handuk disarankan untuk dicuci minimal seminggu sekali. Untuk membunuh mikroorganisme di handuk, mencucinya di mesin cuci dengan air hangat dan detergen sudah cukup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com