Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silly, Bangkitkan Harapan Anak-anak Sakit yang Kurang Beruntung

Kompas.com - 17/08/2015, 16:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sukses membuat Blood For Life, sebuah wadah yang menjembatani antara pendonor darah dengan mereka yang membutuhkan darah, Valencia Mieke Randa atau yang dikenal dengan Silly, 43, semakin yakin mendedikasikan diri sepenuhnya membantu sesama.

Suatu ketika saat sedang meeting di kantor, ada yang mengirim SMS butuh donor darah untuk ibunya. Karena masih meeting, Silly tidak meresponnya. Ia menghubunginya selesai meeting untuk menanyakan apakah sudah dapat darah atau belum. “Tapi, jawabannya bikin saya kaget, ‘Telat, udah mati!’” cerita Silly.

Jawaban itu sangat membekas. Apalagi, dua bulan kemudian ibunda tercinta meninggal dunia. Ia pun seakan merasakan kehilangan yang menyakitkan seperti yang dialami orang tersebut. Tahun 2011, dengan hati yakin Silly memutuskan berhenti kerja. Ia pun kembali serius mengelola Blood For Life.


Setelah berhenti bekerja, Silly sering berkunjung ke Rumah Sakit dan menemukan banyak sekali keluarga yang harus rela kehilangan pekerjaan dan tak punya penghasilan, karena harus mendampingi anak mereka berjuang melawan penyakitnya.

“Saat itu saya berpikir, di luar sana pasti banyak orang yang sebenarnya mau membantu. Tapi, enggak tahu siapa yang mesti dibantu dan harus menyalurkan bantuannya melalui lembaga mana yang bisa dipercaya,”

Inilah awal terbentuknya #3LittleAngels, komunitas yang fokus membantu anak-anak sakit yang dirawat di RS untuk memberikan support moril dan materil bagi mereka. Komunitas ini aktif berbagi informasi melalui social media.

Hingga saat ini, #3LittleAngels sudah membantu sekitar 100 anak,  baik yang didampingi secara kontinyu dan dibantu berkala, maupun yang diberi donasi putus.

Tahun 2012, Silly bersama beberapa volunteer #3LittleAngels semakin rutin mengunjungi anak-anak sakit di bangsal anak RSCM,  entah sekedar bercerita, membacakan buku, atau meyakinkan mereka bahwa Tuhan akan menjawab doa mereka.


dok. Valencia Bersama seorang pasien anak di bangsal anak RSCM.
 

Harapan Baru di Rumah Harapan

Namun, di sela-sela aktivitas sosialnya di bangsal anak, ada hal lain yang membuat Silly resah, yaitu melihat sangat banyak orang yang terlantar dan harus tidur di selasar rumah sakit, karena belum mendapat tempat di RS, disebabkan kapasitas RS yang terbatas. Tak sedikit, di antara deretan pasien tersebut yang tak punya uang untuk kembali ke kampung, karena uangnya habis untuk biaya pengobatan dan biaya hidup.

“Saya selalu membayangkan, bagaimana jika saya menjadi mereka.  Mungkin saya tak bisa berhenti menangis. Lalu, dalam keterbatasan saya berdoa. Jika diberi keluasan rezeki, saya ingin bikin rumah untuk menampung mereka. Rumah di mana mereka bisa beristirahat dengan nyaman untuk sementara, tanpa pusing mikirin duit untuk makan dan bayar biaya penginapan,” ungkap ibu tiga anak ini.

Sesuai keinginannya, awal tahun 2014, bermodal tekad yang kuat Silly membangun Rumah Harapan dengan menyewa sebuah rumah di kawasan Tebet. Padahal, jika dihitung dibutuhkan biaya sekitar Rp300 juta  untuk biaya setahun. “Saya enggak punya uang sebanyak itu. Waktu itu modal saya hanya sejuta untuk DP sewa rumah. Rasanya imposible menanggung ini sendirian. Tapi, saya selalu percaya, setiap niat baik akan dibukakan jalan sama Yang Maha Kuasa,” ujarnya. Hingga saat ini, Rumah Harapan sudah berdiri hampir setahun, dan sudah melayani sekitar 30 anak dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Meski sekarang Rumah Harapan masih sangat bergantung pada donasi dari perorangan maupun kerjasama dengan berbagi perusahaan untuk program CSR, Silly berencana mengembangkan unit usaha berbasis sosial, di mana sekian persen keuntungannya akan disalurkan ke yayasan miliknya, Valencia Care Foundation. Sehingga, akan selalu ada dana mengalir untuk membantu orang yang membutuhkan nantinya.

Silly mengakui, meski terkadang harus menghadapi berbagai kendala, salah satu hal yang membuatnya tetap bersemangat untuk melangkah adalah melihat kebahagiaan anak-anak.  Bahkan, tak jarang semangat hidup anak-anak  muncul kembali dengan adanya kegiatan #3LittleAngels dan Rumah Harapan. Selain itu, banyak volunteer yang juga merasa hidupnya lebih berwarna dan bahagia.

“Kita tidak harus mengalami dulu menjadi orang yang sakit, untuk bisa belajar berempati pada orang lain,” itulah yang selalu ditekankan Silly pada teman-teman volunteer.

 

dok. Valencia Bersama volunteer Rumah Harapan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com