Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2015, 10:35 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com – Stroke merupakan salah satu penyakit penyebab kematian. Sayangnya serangan stroke sulit dideteksi kapan terjadinya.

Melihat tingginya penyakit stroke, para ahli dari Medfield Diagnostics, Chalmers University, Swedia mengembangkan helm untuk bisa mendeteksi penyakit stroke. Helm tersebut saat ini sedang melewati uji klinis terhadap 500 orang di Sahlgrenska University Hospital, Swedia.

Perangkat helm menggunakan teknologi microwave yang dapat membedakan dua jenis stroke, yakni karena gumpalan darah atau terjadi pendarahan. Helm akan memancarkan gelombang mikro yang masuk melalui jaringan otak untuk mengetahui kondisi otak.

Apa penyebab stroke penting diketahui guna menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Stroke sebagian besar disebabkan oleh adanya gumpalan yang menyumbat pembuluh darah.

Jika tidak segera dideteksi, stroke bisa menyebabkan kerusakan otak yang tidak bisa dikembalikan seperti semula karena berkurangnya suplai darah dan oksigen ke otak. Misalnya, sulit menggerakan mulut untuk berbicara dan kerusakan memori di otak.

Seorang dokter ahli saraf dari University College Hospital, London,Richard Perry, mengatakan, hasil penelitian awal cukup memuaskan. Namun, perlu pengujian menggunakan data lebih banyak sebelum helm canggih tersebut digunakan untuk kebutuhan medis.

Pengujian alat ini juga sedang dilakukan pada 60 pasien stroke di Taipei University Hospital Medical, Taiwan. Helm canggih itu diharapkan sudah bisa dipergunakan pada tahun ini.

Peneliti mengklaim, helm tersebut dapat mendiagnosis stroke hanya dalam waktu 10 menit. Selama ini, perlu memakan waktu yang lama untuk proses scan pada otak. Dengan adanya helm ini, peneliti berharap bisa membantu mencegah kerusakan otak lebih awal dengan cara mudah dan cepat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com