"Perhatikan tanda-tanda grooming, seperti perhatian terhadap anak, memenuhi semua permintaan anak. Itu harus diperhatikan," kata Suzy dalam seminar di Rumah Sakit Jiwa dr Soeharto Herdjan, Grogol, Jakarta Barat, Kamis (22/10/2015).
Sayangnya, hal ini sering kali tidak disadari orangtua. Paedofil memiliki perilaku sayang atau sangat cinta terhadap anak, serta ramah dan hangat ketika berbicara dengan anak. Dengan melakukan grooming, paedofil ingin membuat anak percaya kepadanya hingga akhirnya dapat menyentuh tubuh anak, dan terjadilah kekerasan seksual.
"Ketika dia ingin sekali (merasakan dorongan seksual), seorang paedofil akan gemetar, deg-degan, pokoknya (anak yang menjadi sasaran) harus ditangkap," kata Suzy.
Suzy melanjutkan, paedofil juga memiliki kepribadian atau karakter yang khas. Penelitian menunjukkan, paedofil umumnya orang yang kesepian, antisosial, rendah diri, punya ketidakdewasaan emosional, hingga dysphoria.
Paedofil biasanya juga memiliki hubungan terbatas dengan teman sebaya, dan lebih senang beraktivitas dengan anak-anak. Perilaku lainnya adalah memiliki fantasi seksual terhadap anak-anak, seperti suka memotret anak-anak dan mengoleksi benda pornografi atau erotis anak.
Ironisnya, kebanyakan pelakunya adalah orang-orang terdekat, misalnya ayah sendiri, paman, sepupu, pengasuh, ataupun tetangga. Mengenali ciri-ciri paedofil dapat menjadi salah satu langkah melindungi anak dari kekerasan seksual.