Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2015, 17:00 WIB
KOMPAS.com - Mudah, murah, dan efektif dalam menguatkan bonding antara orangtua dan buah hatinya, menjadi alasan mengapa pijat bayi terus dilakukan turun-temurun.

Puti Lenggogeni punya ritual setiap kali selesai memandikan bayi laki-lakinya Abyan (1,5 bulan), yakni melakukan pijat bayi. Ia percaya kegiatan tersebut bisa menenangkan dan menstimulasi bayinya.

Puti yang berdomisili di Bogor ini sudah mempraktikkan pijat bayi sejak kelahiran putri pertamanya hampir dua tahun lalu. "Dulu Al, kakaknya, perutnya sering kembung. Dokter lalu menyarankan untuk melakukan pijatan di perutnya ke arah bawah agar anginnya keluar," katanya.

Meski kini anak keduanya tidak memiliki keluhan perut kembung, tetapi Puti tetap rutin melakukan pijat bayi. "Tapi model pemijatannya sesuka aku aja, yang penting ada stimulasi untuk bayi," ujarnya.

Tradisi pijat sebenarnya dikenal di dunia sejak zaman India dan China kuno. Di tanah air, nenek moyang kita juga sudah menurunkan kebiasaan ini. Tetapi pijatan untuk bayi biasanya diserahkan ke tenaga berpengalaman seperti dukun bayi atau terapis di spa khusus bayi.

Menurut penjelasan dr.Rifan Fauzi, spesialis anak dari RSAB Harapan Kita Jakarta, pijat bayi idealnya dilakukan oleh orang yang sangat dekat dengan bayi, yakni orangtua atau pengasuh anak.

"Bayi akan merasa lebih nyaman dan rileks dengan pijat bayi, apalagi kalau yang melakukan orangtuanya sendiri karena ia kenal wajah dan suaranya," ujar Rifan.

Bagi orangtua, kegiatan ini juga memberi manfaat positif, mulai dari mempererat bonding dengan buah hati hingga meningkatkan rasa percaya diri menjalani peran barunya sebagai orangtua.

Orangtua yang melakukan pijatan juga akan lebih aman karena tekanannya pun tidak keras, melainkan sentuhan dan belaian lembut pada tubuh bayi. "Kalau di tempat profesional pijatnya hanya sekedar pijat, tanpa ada stimulasi dan efek bonding," katanya.

Ia menambahkan, pijat bayi merupakan bagian dari stimulasi tumbuh kembangnya. "Makanya sambil memijat ajak bayi berkata-kata atau bernyanyi, sehingga kepandaiannya terangsang," katanya.

Pijat bayi bisa dilakukan sejak bayi baru lahir, asalkan kondisinya sehat. Walau demikian, penelitian membuktikan, bayi-bayi prematur yang diberikan pijatan secara teratur selain upaya medis lainnya, ternyata angka pertambahan berat badannya lebih bagus dibandingkan dengan yang tanpa pijat bayi.

Pijat bayi juga memiliki banyak manfaat lain, termasuk membantu pencernaan, membantu bayi tidur lebih nyenyak, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit saat tumbuh gigi.

"Dengan pijat, sebenarnya kita merangsang terjadinya pelebaran pembuluh darah. Yang tadinya kaku bisa dilemaskan, peredaran lebih lancar, dan metabolisme juga lebih bagus. Selain itu, ditunjang dengan asupan gizi yang baik, misalnya ASI, akan mendukung pertumbuhan bayi lebih sehat," kata Rifan.

Pijat bayi pada dasarnya bisa dilakukan kapan saja dalam kondisi bayi tenang. "Kalau bayinya tidak nyaman, rewel, atau demam, sebaiknya jangan dipijat. Cukup lakukan skin to skin contact saja," katanya.

Roadshow My Baby Lovely Spa

Banyaknya manfaat pijat bayi bagi tumbuh kembang bayi, My Baby dari Tempo Scan mengadakan kegiatan My Baby Lovely Spa Roadshow ke beberapa kota besar di Indonesia.

Hingga bulan Oktober 2015, roadshow sudah dilakukan di area Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Palembang. Kegiatan tersebut meliputi workshow manfaat pijat bayi di Posyandu dan sarana kesehatan lainnya, serta kegiatan bersama ibu dan bayi di pusat perbelanjaan.

Antusiasme para orangtua terhadap program ini juga sangat besar. "Sejauh ini di tahun 2015 kami sudah berhasil mengedukasi lebih dari 10.000 orang ibu yang memiliki bayi melalui kegiatan roadshow,” ungkap Dahlia Yolanda, Senior Brand Development Manager My Baby.

Dahlia menambahkan, program My Baby Lovely Spa sebenarnya sudah secara rutin dilakukan oleh My Baby sejak tahun 2012 dan hingga kini telah menjangkau hampir 40.000 bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau