Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Pelukan Sang Ibu, Bayi Kritis Ini Hidup Kembali

Kompas.com - 16/03/2015, 18:23 WIB

KOMPAS.com- Hati Kate dan David Ogg seolah hancur mendengar dokter mengatakan bahwa salah satu dari anak kembar mereka yang baru saja lahir berhenti bernapas dan hanya memiliki waktu sebentar untuk hidup.

Sadar bahwa mereka hanya memiliki menit-menit terakhir bersama bayi mungil yang dinamai Jamie tersebut, Kate minta untuk menggendong dan memeluk anaknya yang sudah kritis itu.

Apa yang terjadi setelah itu adalah merupakan suatu keajaiban. Di tangan kedua orangtua yang penuh kasih ini, bayi mungil itu mulai bergerak dan napasnya semakin kuat. Staf rumah sakit bergegas kembali membantunya dan bersama-sama membawa bayi tersebut untuk dilakukan tindakan medis. Lima tahun kemudian, Jamie Ogg tumbuh besar dan sehat.

Menanti lama

Setelah bertahun-tahun mencoba untuk hamil, Kate dan David sangat bahagia saat mengetahui bahwa mereka akan memiliki anak kembar, laki-laki dan perempuan. Namun saat memasuki masa kehamilan enam bulan bayi mereka harus dilahirkan prematur.

Jamie lahir pada tanggal 25 Maret 2010 dan adiknya Emily menyusul setelah dua menit kemudian.

"Mereka berdua lahir dalam kantung ketuban, tapi Jamie tidak menunjukkan tanda-tanda menangis seperti bayi yang baru lahir ketika kantung ketuban dipecahkan. Sementara Emily mengeluarkan suara tangisan yang keras, "kata Kate.

Dailymail Kate Ongg dan ketiga anak mereka, si kembar Jamie dan Emily, serta si bungsu Charlie.

Kate mengenang, ketika itu ia hanya bisa diam terpaku saat dokter dan para perawat mengerubungi Jamie. "Jamie berhenti bernapas dan detak jantungnya tidak baik. Setelah 20 menit mereka berhenti memberikan tindakan," katanya.

Dokter lalu mendekati Kate dan David untuk menyampaikan kabar duka. Dokter juga menyebut tak ada yang bisa mereka lakukan untuk menolong Jamie.

"Kami telah mencoba bertahun-tahun untuk memiliki anak dan saat itu saya merasa sangat bersalah. Saya ingin memeluknya dan meminta suami untuk membuka bajunya dan memeluk bayi kami. Jika Jamie masih terengah-engah, berarti masih ada tanda kehidupan. Saya tidak akan menyerah," katanya.

Sambil memeluk Jamie, Kate mengajak bayinya bicara, memberi tahu namanya dan menceritakan ia punya saudari kembar. "Mendadak ia bernapas dan membuka matanya. Ia bahkan memegang jari David," katanya.

Hebatnya, Jamie tumbuh sehat tanpa ada satupun masalah medis dalam lima tahun sejak kelahirannya.

"Dia baik-baik saja, kekhawatiran terbesar mereka adalah Jamie dapat terkena cerebral palsy karena kekurangan oksigen, tapi kondisinya kini sudah membaik dan tidak mengalami apa-apa," ujarnya.

Kini keluarga Ogg menyiapkan sebuah komunitas online yang disebut "Jamie's Gift" untuk secara teratur mengumpulkan dana bagi Yayasan Keajaiban Bayi, sebuah organisasi yang mendukung bayi yang baru lahir dalam kondisi prematur dan sakit.

Kontak kulit

Setelah lahir, kontak kulit ke kulit diakui sebagai langkah sederhana yang dapat dilakukan para ibu untuk menyambut kelahiran bayi mereka ke dunia.

Proses kelahiran adalah waktu yang penuh dengan stres dan melelahkan bagi bayi. Unicef menyarankan ibu untuk segera menggendong bayi yang telah lahir dalam dekapan untuk membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan baru.

Dekapan ibu bisa membantu bayi mengontrol detak jantung dan pernapasannya. Bayi juga diketahui menangis lebih sedikit dan pertumbuhannya akan lebih baik.

Daerah dada seorang ibu secara signifikan lebih hangat dibandingkan bagian lain dari tubuhnya yang lain, sehingga akan mencegah bayi merasa kedinginan  yang dapat menimbulkan risiko yang membahayakan. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com