Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2015, 12:00 WIB
KOMPAS.com - Teknik dan metode sunat terus mengalami perkembangan. Meski demikian, ternyata ada kendala yang bisa menyebabkan anak-anak berbobot besar alias obesitas sering "ditolak" dokter saat akan disunat.

Juliana akhirnya lega karena putranya, Rifqi Bintang Khairan (10) berhasil disunat. Sebelumnya, Bintang sudah ditolak di dua klinik saat akan disunat gara-gara penisnya tertimbun lemak sehingga dokter merasa kesulitan melakukan khitan.

"Pernah konsultasi ke sebuah rumah sakit tapi Bintang disuruh diet satu bulan dan diterapi hormon. Tapi anak saya susah kalau diet, makannya memang banyak. Sedangkan untuk terapi hormon saya takut," kata Juliana.

Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak

Apa yang dialami Bintang sering juga dialami anak-anak bertubuh subur lainnya. Biasanya dokter memang menyarankan anak diberi terapi hormon agar penis bisa lebih besar dan panjang sehingga proses khitan mudah.

Menurut Zainal Abdi, Marketing Manager Klinik Rumah Sunatan, dari 11.000 pasien sunat pertahun di 27 cabang, sekitar 10 persennya adalah anak gemuk.

"Banyak yang datang ke klinik kami dari berbagai kota karena sulit mencari dokter yang mau melakukannya," kata Zainal.

Baca juga: 8 Gejala Diabetes yang Dirasakan Saat Bangun Tidur, Apa Saja?

Kesulitan mencari klinik atau dokter pada akhirnya membuat tindakan khitan jadi tertunda, bahkan sampai usia pubertas. Kondisi tersebut tentu dapat membuat anak menjadi minder.

Tingkat kesulitan

Menurut penjelasan dr.Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf, memang ada beberapa hal yang membuat anak gemuk sulit disunat karena anatomi penisnya tersembunyi.

"Kalau penanganannya keliru risikonya adalah kulup kembali lagi sehingga mau tidak mau pasien harus menjalani perbaikan sunat yang disebut reparasi sunat. Namun tindakan ini juga tidak mudah dilakukan," kata Mahdian.

Baca juga: Situs PINTAR BI Tidak Bisa Diakses, Penukaran Uang Baru 2025 Terkendala

Ia mengatakan, karena batang penis anak gemuk tenggelam oleh lemak, dokter yang melakukan sirkumsisi sering sulit menentukan seberapa banyak kulit kulup yang dipotong.

"Bila kulit kulup yang dibuang terlalu banyak, penisnya akan terlihat pendek pada saat ereksi. Tapi kalau diambilnya terlalu sedikit justru seringkali penisnya kulup kembali atau seperti tidak disunat," kata dokter yang terbiasa menangani sunat gemuk ini.

Mahdian menjelaskan, pada anak yang berat badannya normal, saat kulit kulup dipotong maka terbentuknya jaringan baru bisa ditahan oleh batang penis. "Kalau anak gemuk tidak, lemaknya terlalu tebal sampai kepala penisnya tidak keluar," ujarnya.

Baca juga: Panglima TNI Rotasi dan Mutasi 86 Perwira Tinggi TNI, Ini Daftar Lengkapnya

Dengan teknik khusus, menurut Mahdian, sebenarnya anak gemuk yang penisnya terlalu kecil atau pun tertimbun lemak, tetap bisa disunat. "Teknik sayatan dan jahitannya juga khusus, termasuk jarum suntik dan benangnya," katanya.

Selain tekniknya, perawatan pasca khitan juga berbeda. "Orangtua perlu sangat hati-hati menjaga kebersihan di area genital. Setiap habis pipis atau berkeringat, harus dijaga kebersihannya supaya tidak ada jamur atau bakteri. Ini karena lukanya relatif lebih lama keringnya," katanya.

Perawatan lainnya adalah kulup penis harus sering ditarik agar tidak ada perlengketan. "Sunat gemuk hasilnya bisa sama seperti anak yang normal saat pubertas atau berat badannya turun," paparnya.

Baca juga: Jaksa Agung, Ahok, dan Korupsi Pertamina

Ia menyarankan agar sebelum sunat, orangtua menyiapkan mental anak. "Anak perlu tenang selama tindakan karena proses penjahitannya lebih lama," katanya.

Setelah disunat, Mahdian juga menyarankan agar berat badan anak dijaga dengan mengatur polal makan dan meningkatkan aktivitas fisik.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hinca Pertanyakan Rekrutmen Polri hingga Kapolres Ngada non-aktif AKBP Fajar Jadi Polisi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau