KOMPAS.com-Ahli gizi, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS. SpGK (K), memberikan panduan tentang cara menyimpan dan menghangatkan makanan sahur agar tetap aman dikonsumsi dan mempertahankan kualitasnya.
Seperti ditulis Antara, Jumat (14/3/2025), Luciana mengatakan, penyimpanan makanan yang baik harus dilakukan di wadah tertutup dan kedap udara untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan sekitar. Hal ini penting agar makanan tetap higienis dan tidak terpapar bakteri, serangga, atau hewan kecil lainnya.
Banyak orang memilih menyiapkan makanan sahur pada malam hari dan menghangatkannya kembali di pagi hari sebagai solusi praktis. Namun, agar proses ini tetap aman dan kualitas makanan terjaga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Baca juga: Hindari Tidur Setelah Sahur, Ini Dampaknya bagi Pencernaan dan Kesehatan
Makanan yang telah disiapkan sebaiknya disimpan dalam wadah bersih dan tertutup rapat. Jika ingin menyimpannya di dalam kulkas, pastikan makanan sudah dalam kondisi dingin sebelum dimasukkan. Menyimpan makanan dalam keadaan panas dapat meningkatkan suhu kulkas, yang berpotensi mempercepat pertumbuhan bakteri.
Untuk penyimpanan yang lebih aman, makanan sebaiknya dibagi dalam porsi kecil agar cepat dingin sebelum masuk ke lemari es.
Luciana menyarankan agar makanan yang disimpan di kulkas dikonsumsi dalam waktu maksimal empat hari, tergantung jenisnya.
Selain penyimpanan, proses pemanasan ulang juga perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kandungan nutrisi dalam makanan. Beberapa vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C dan B, bisa berkurang atau bahkan hilang saat makanan dipanaskan kembali. Selain itu, pemanasan ulang juga dapat mengubah tekstur dan rasa makanan.
Agar nutrisi tetap terjaga, disarankan untuk memanaskan makanan dengan metode yang lebih lembut, seperti mengukus atau memanaskan dengan api kecil, serta menghindari pemanasan yang terlalu lama.
Baca juga: Makanan Tinggi Lemak Tidak Baik Saat Makan Sahur, Kenapa?
Luciana juga mengingatkan bahwa tidak semua jenis makanan cocok untuk dipanaskan kembali.
Makanan dengan kandungan air tinggi, seperti sup atau sayuran berkuah, lebih rentan mengalami perubahan rasa dan kualitas saat dipanaskan berulang kali. Begitu pula dengan makanan yang mengandung bahan mudah rusak, seperti ikan atau telur, yang bisa mengalami penurunan kualitas saat dipanaskan ulang.
Sebaliknya, makanan yang lebih padat dan memiliki kadar air rendah, seperti nasi, daging matang, atau makanan olahan lainnya, cenderung lebih tahan lama saat disimpan.
Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak
Dengan menyimpan dan menghangatkan makanan sahur dengan cara yang tepat, masyarakat dapat menyiapkan makanan secara praktis tanpa mengurangi kualitasnya.
"Selalu jaga kebersihan dan kehigienisan makanan agar sahur dapat memberikan manfaat optimal serta menjaga energi tubuh sepanjang hari," jelas Luciana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.