Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2016, 21:25 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meninggalnya putra Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, Panji Hilmansya mengagetkan banyak pihak. Panji yang baru berusia 31 tahun meninggal saat sedang tidur.

Keluarga menduga Panji mengalami gagal jantung. Namun, ada pula yang menyebut Panji terkena serangan jantung.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Siska Suridanda Danny mengungkapkan beberapa penyakit jantung memang bisa menyebabkan kematian pada usia muda. Salah satunya adalah gagal jantung.

"Gagal jantung bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi penyebabnya mungkin berbeda-beda," kata Siska saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/1/2015).

Siska menjelaskan, gagal jantung adalah kondisi di mana fungsi jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh kurang efisien. Gejala gagal jantung antara lain cepat lelah atau sesak napas jika kelelahan.

Penyebab gagal jantung antara lain karena memiliki penyakit jantung bawaan, penyakit jantung reumatik, dan kardiomiopati. Selain itu, serangan jantung juga bisa terjadi pada usia muda.

Siska memaparkan, jantung merupakan kondisi terganggunya aliran darah koroner, yakni pembuluh darah yang memberi makan otot jantung.

Di sisi lain, meninggal secara mendadak di usia muda juga bisa terjadi karena kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death (SCD).

Siska mengatakan, SCD bisa terjadi pada pasien di usia muda yang memiliki gangguan struktur jantung, seperti kardiomiopati atau penyakit jantung koroner. Bisa juga terjadi pada pasien dengan gangguan irama jantung atau sistem kelistrikan jantung, seperti long QT syndrome dan Brugada syndrome.

"SCD merupakan kematian mendadak yang dicurigai karena penyakit jantung. Gagal jantung bisa merupakan salah satu faktor risiko SCD, tapi tidak semua SCD disebabkan gagal jantung," jelas Siska.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com