Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Asuh Ibu Pengaruhi Kondisi Mental Anak Perempuannya

Kompas.com - 22/04/2016, 11:09 WIB

KOMPAS.com - Bukan hanya bentuk hidung atau tekstur rambut yang bisa diwarisi seorang anak perempuan dari ibunya. Kondisi mental, seperti mood atau gangguan perilaku sang ibu, juga bisa diturunkan kepada anak-anak perempuannya.

Kesehatan mental ternyata sudah tercetak di dalam gen. "Kedua orangtua memengaruhi perkembangan anak, tapi hubungan yang dimiliki anak dengan ibunya lebih menonjol dan bermakna," kata Dr.Ben Michaelis, psikolog klinis dari New York, AS.

Selain genetik, faktor lingkungan atau pola asuh di mana anak dibesarkan juga berperan besar. Seorang anak perempuan akan menginternalisasi perilaku sosial ibunya, baik buruk atau baik.

Ketahui bagaimana hubungan ibu dan anak meninggalkan "jejak" pada perkembangan mental.

- Hubungan interpersonal
Ilmu psikologi menyebutkan, ikatan yang dimiliki atau tidak dimiliki seorang anak sejak usia dini dengan orangtuanya akan menentukan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain di masa depan.

"Ikatan yang tercipta antara anak dan ibunya akan membentuk bagaimana mereka akan berinteraksi dengan dunia. Saat anak merasa ibu mereka ada di dekatnya, dunia menjadi tempat yang aman baginya," kata Michaelis.

Anak yang memiliki hubungan yang nyaman dengan orangtuanya akan lebih bahagia dan mudah terlibat dengan orang yang baru dikenal. Hal itu tidak tampak pada anak yang ikatan emosionalnya kurang kuat dengan orangtuanya. Mereka cenderung lebih resistan dan pasif.

Anak-anak yang tidak diasuh oleh orangtua biologisnya, misalnya diadopsi atau besar di panti asuhan, menunjukkan volume area otak abu-abu lebih besar. Ini merupakan area otak yang banyak berkaitan dengan emosi.

- Motivasi
Perilaku sosial dan cara seorang ibu berbicara pada anak perempuannya, mulai dari menyuruh makan hingga komentar tentang penampilan, akan berpengaruh besar. Oleh karenanya, bijaksanalah memilih kata.

Dalam penelitian, orangtua yang lebih menekankan hasil ketimbang proses, misalnya "Kamu anak cerdas", bisa membuat anak menjadi rentan gagal, takut pada tantangan, dan kurang motivasi belajar, dibandingkan dengan anak yang terbiasa mendengar pujian "Kamu rajin belajar".

Cara seorang ibu menilai penampilan dan juga berat badan gadis remajanya juga harus bijaksana. Ibu yang mendorong anak perempuannya untuk diet bisa membuat si anak merasa terisolasi dan memiliki citra diri yang buruk.

- Mood
Kebanyakan penelitian pada hewan menunjukkan, betina yang baru melahirkan mengalami perubahan emosional akibat stres menjadi orangtua baru. Namun, efek tersebut ternyata juga dialami manusia.

Penelitian yang dilakukan pada volume otak abu-abu, sirkuit otak yang mengatur emosi dan memproses, dalam sebuah keluarga menunjukkan anak perempuan akan memiliki volume area otak ini sama dengan ibunya.

Volume area otak yang mirip berarti seorang anak bisa saja menderita depresi, agresi, kecemasan, atau gangguan pemusatan perhatian, jika sang ibu juga memilikinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau