KOMPAS.com - “Studi yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia memberikan tambahan bukti yang akan mendukung Anda untuk berolahraga demi mengurangi risiko prediabetes atau diabetes tipe 2," kata Dr Lisa Chow, dari University of Minnesota.
Studi ini melibatkan lebih dari 4.300 orang dewasa yang tinggal di Birmingham, Chicago, Minneapolis, dan Oakland. Responden menjalani tes latihan berupa berlari di treadmill untuk pertama kalinya pada tahun 1985, yaitu ketika mereka berusia antara 18 dan 30.
Tes treadmill kembali dilakukan 7 dan 20 tahun setelahnya. Tes tersebut meminta peserta untuk melakukan lari cepat selama 20-30 menit, setidaknya 4-5 kali dalam seminggu selama jangka waktu penelitian.
Selama jangka waktu tersebut, responden dengan kebugaran jantung dan paru yang baik memiliki risiko lebih rendah menderita prediabetes atau diabetes tipe 2 pada usia di atas 40 tahun.
Tingkat kebugaran yang lebih tinggi didapatkan oleh responden melalui olahraga berat selama 20-30 menit sehari, lima kali seminggu, atau olahraga ringan selama 40-50 menit sehari, lima hari seminggu, kata para peneliti.
Walau peserta dalam studi ini melakukan olahraga rutin berupa berlari di treadmill, namun olahraga jenis apapun, seperti bersepeda, mendaki, dan olahraga aerobik lain dinilai peneliti memiliki efek kesehatan yang hampir sama. Dan semakin tinggi intensitas olahraga, maka semakin turun risiko seseorang terkena diabetes.
"Selain mengukur BMI, olahraga merupakan faktor penting untuk mengurangi pengembangan prediabetes dan diabetes tipe 2 di usia lanjut," penulis penelitian menyimpulkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.