KOMPAS.com - Anda memiliki remaja yang tidur sampai siang, menghabiskan sebagian besar waktunya di kamarnya, dan hanya berbicara seperlunya. Setelah beberapa minggu ini, Anda mulai bertanya-tanya: Apakah ia hanya menjadi remaja, ataukah ia menjadi depresi?
Jika Anda telah membaca statistik, Anda tahu bahwa depresi di kalangan remaja adalah hal yang umum. Depresi dan gangguan bipolar adalah diagnosis kesehatan mental paling umum ketiga pada anak-anak 18 tahun ke bawah.
Tapi, bagaimana Anda tahu kapan harus khawatir-dan menentukan apakah anak Anda membutuhkan bantuan?
"Sangat normal bagi remaja untuk menjadi murung dan mudah tersinggung. Namun, tidak semua remaja murung mengalami depresi," kata Stephanie Dowd, Psy.D, psikolog klinis di Anxiety and Mood Disorders Center di Child Mind Institute di New York City.
"Tapi, ada beberapa gejala tertentu yang bisa menjadi “bendera merah”." Berikut adalah delapan sinyal yang perlu Anda awasi
Remaja lebih sering murung
Standar umum yang dipakai adalah, remaja merasa sedih atau mudah marah atau keduanya, pada kebanyakan hari dalam seminggu.
Banyak orang dewasa beranggapan, bahwa tanda remaja depresi adalah lesu atau kurang energi, dan memang itulah yang terjadi.
Remaja tak lagi tertarik pada hobinya
Ia tak ingin lagi bermain gitar atau sepakbola yang awalnya sangat dia sukai. Nama gejala seperti ini adalah anhedonia dan ini harusnya diwaspadai oleh orangtua.
Menarik diri dari orang lain
Remaja tak lagi ingin bergaul dengan teman dan keluarga yang biasanya dia anggap lucu dan menyenangkan.
Perasaannya mulai mengganggu aktivitas
Kesedihan atau kemarahan yang remaja Anda rasakan mulai membuatnya malas bersekolah, malas berteman dan mungkin dia hanya mau mengurung diri di kamar.
Kebiasaan makan dan tidurnya berubah