Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2016, 17:05 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Anda memiliki remaja yang tidur sampai siang, menghabiskan sebagian besar waktunya di kamarnya, dan hanya berbicara seperlunya. Setelah beberapa minggu ini, Anda mulai bertanya-tanya: Apakah ia hanya menjadi remaja, ataukah ia menjadi depresi?

Jika Anda telah membaca statistik, Anda tahu bahwa depresi di kalangan remaja adalah hal yang umum. Depresi dan gangguan bipolar adalah diagnosis kesehatan mental paling umum ketiga pada anak-anak 18 tahun ke bawah.

Tapi, bagaimana Anda tahu kapan harus khawatir-dan menentukan apakah anak Anda membutuhkan bantuan?

"Sangat normal bagi remaja untuk menjadi murung dan mudah tersinggung. Namun,  tidak semua remaja murung mengalami depresi," kata Stephanie Dowd, Psy.D, psikolog klinis di  Anxiety and Mood Disorders Center di Child Mind Institute di New York City.

"Tapi, ada beberapa gejala tertentu yang bisa menjadi “bendera merah”." Berikut adalah delapan sinyal yang perlu Anda awasi


Remaja lebih sering murung

Standar umum yang dipakai adalah, remaja merasa sedih atau mudah marah atau keduanya, pada kebanyakan hari dalam seminggu.

Banyak orang dewasa beranggapan, bahwa tanda remaja depresi adalah lesu atau kurang energi, dan memang itulah yang terjadi.


Remaja tak lagi tertarik pada hobinya

Ia tak ingin lagi bermain gitar atau sepakbola yang awalnya sangat dia sukai. Nama gejala seperti ini adalah anhedonia dan ini harusnya diwaspadai oleh orangtua.


Menarik diri dari orang lain

Remaja tak lagi ingin bergaul dengan teman dan keluarga yang biasanya dia anggap lucu dan menyenangkan.


Perasaannya mulai mengganggu aktivitas

Kesedihan atau kemarahan yang remaja Anda rasakan mulai membuatnya malas bersekolah, malas berteman dan mungkin dia hanya mau mengurung diri di kamar.


Kebiasaan makan dan tidurnya berubah

Dia akan merasa lebih sering atau bahkan jarang lapar dan ini tak ada hubungannya dengan program diet yang ia idamkan. Dia juga akan sulit tidur di malam hari, membuatnya sering mengantuk di siang hari.


Tidak nyaman dengan dirinya sendiri

Dia merasa tidak berharga, tidak memiliki harapan dan merasa bersalah atas sesuatu yang bukan perbuatannya.


Terlibat dalam perilaku berisiko tinggi

Misalnya seks bebas dan narkoba. Adalah wajar jika remaja mau coba-coba dalam segala hal, tapi jika ini diiringi perilaku tidak peduli pada hidup dan masa depannya, Anda harus waspada.


Mengungkapkan pikiran tentang menyakiti diri sendiri

Ini adalah sinyal serius bahwa remaja Anda perlu pertolongan konsultan mental atau psikolog segera.


Apa yang harus Anda lakukan?

JIka anak menunjukkan tanda depresi, bicaralah baik-baik dengan mereka. Temukan cara dan situasi yang nyaman untuk bicara dan berusaha mengerti tanpa menghakimi. Bersikaplah suportif dan dengarkan baik-baik keluh kesahnya tanpa memotong pembicaraannya.

Jika cara ini tak berhasil, ajukan saran dengan hati-hati agar dia mau menemui terapis. JIka dia menolak, katakan bahwa situasi seperti yang dialaminya pasti sangat berat, dan Anda paham. Bahwa dia bisa pergi ke terapis bersama dengan Anda dan itu bukan hal yang memalukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com