Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamil Setelah Operasi Bariatrik Berisiko Lahirkan Bayi Prematur

Kompas.com - 20/10/2016, 12:15 WIB
Dian Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Operasi bariatrik merupakan metode operasi untuk menurunkan berat badan orang dengan obesitas. Bagi beberapa wanita, operasi ini bisa membuat lebih mudah hamil setelah mencapai berat badan ideal.

Sayangnya, menurut penelitian terbaru, mereka yang segera hamil dalam waktu kurang dari 2-3 tahun setelah operasi bariatrik, berisiko melahirkan bayi prematur.

"Risiko gangguan terhadap bayi cukup tinggi dalam tiga tahun pertama setelah operasi. Risiko berkurang seiring berjalannya waktu," kata penulis utama studi, Dr Brodie Parent dari University of Washington di Seattle, seperti dikutip dari Foxnews.com.

Baca juga: Belajar dari Titiek Puspa: Kenali Bahaya Pendarahan Otak dan Pencegahannya

Penelitian ini menganalisis 1.859 ibu pasca-operasi dan bayi mereka masing-masing. Peneliti mengumpulkan data para ibu yang menjalani operasi dalam kurun waktu1980-2013.

Hasil penelitian menunjukkan, 57 persen bayi berisko prematur jika lahir dari ibu yang telah operasi bariatrik. Selain itu, 25 persen bayi kemungkinan dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan 93 persen lebih mungkin memiliki berat badan lebih kecil.

Operasi bariatrik memang lebih efektif menurunkan berat badan ketika diet ketat dan olahraga tak lagi mampu mengatasinya. Namun, seperti operasi pada umumnya, bariatrik juga memiliki risiko infeksi.

Baca juga: Mengantuk Terus-menerus Gejala Apa? Berikut 10 Daftarnya…

Prosedur operasi penurunan berat badan dengan mengurangi kapasitas lambung atau modifikasi usus itu juga berisiko menyebabkan kekurangan gizi.

Menurut Brodie, wanita yang telah menjalani operasi bariatrik sebaiknya menunggu waktu minimal 3 tahun untuk mencoba kembali hamil. Ada beberapa macam metode bariatrik untuk penurunan berat badan.

Sayangnya, penelitian ini tidak mendata metode bariatrik apa yang digunakan masing-masing ibu tersebut. Sebab, prosedur bariatrik yang berbeda juga memiliki efek yang bervariasi terhadap metabolisme, keseimbangan hormonal, dan kemungkinan malnutrisi.

Baca juga: Belajar dari Meriam Bellina, Kenali Gejala Serangan Jantung

Kelemahan lain dari penelitian ini, mereka juga tidak mencatat berat badan ibu saat sebelum dan setelah operasi. Sebab, terlalu lama obesitas juga dikaitkan dengan risiko komplikasi lainnya.

Penelitian ini juga tidak membandingnkan antara wanita yang hamil setelah operasi penurunan berat badan dan wanita obesitas yang hamil tanpa pernah operasi sebelumnya.

Dr. Aaron Dawes dari David Geffen School of Medicine di University of California, Los Angeles mengatakan, obesitas pada wanita sendiri sudah memiliki risiko komplikasi terhadap bayi yang akan dilahirkan.

"Kita tahu bahwa mempertahankan berat badan yang sehat adalah penting, baik untuk hamil maupun melahirkan bayi yang sehat," kata Aaron Dawes kepada Reuters Health.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saat Role Model PN Jaksel Jadi Tersangka Dugaan Penerima Suap…
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau