Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Stres Bisa Muncul 6 Masalah Kesehatan Ini

Kompas.com - 02/01/2017, 20:35 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Stres benar-benar dapat merusak kesehatan tubuh. Dokter Roger Henderson, seperti dilansir dari Dailymail mengatakan, banyak pasien yang tak menyadari bahaya stres bagi kesehatan tubuh sehingga membiarkannya berlarut-larut.

Secara umum, stres bisa membuat sakit kepala lebih sering, susah tidur, hingga mengganggu sistem pencernaan.

Roger mengatakan, stres pun bisa memperburuk atau memicu terjadinya suatu penyakit. Setidaknya ada enam masalah kesehatan yang bisa muncul ketika stres melanda.


1. Sindrom iritasi usus besar
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan sakit perut tak tertahankan. Gejala IBS antara lain, perut kembung, diare, ataupun sembelit. 

Para ahli medis mengungkapkan, sebagian besar masalah IBS dipicu oleh kondisi stres seseorang. Ada hubungan yang kompleks antara otak saat stres dengan perut atau usus seseorang. Itulah mengapa, saat stres biasanya perut pun terasa tak enak.

"Perut dan usus dilapisi jutaan sel saraf yang berfungsi untuk mengontrol dan mengatur sistem pencernaan. Sel-sel saraf tersebut akan mengirim pesan ke otak dan juga sebaliknya," kata dokter Roger. 


2. Keringat berlebihan
Suatu hal yang normal ketika keluar banyak keringat saat olahraga atau udara yang sangat panas. Keringat itu dikeluarkan oleh kelenjar ekrin.

Akan tetapi, keringat berlebihan juga bisa terjadi saat stres. Namun, kelenjar yang mengeluaran keringat itu adalah kelenjar apokrin. Apabila kelenjar ekrin lebih banyak mengadung air, kelenjar apokrin lebih banyak mengandung lipid dan protein.

Roger menjelaskan, ketika stres, kelenjar apokrin akan mendorong pengeluaran keringat ke kulit.


3. Gigi gemeretak
Peneliti menemukan hubungan antara stres dengan menggeretakan gigi. Menggertakan gigi atau disebut bruxism menimbulkan gejala sakit kepala, sakit di telinga, otot-otot rahang yang kaku, hingga gangguan tidur.

Bruxism kebanyakan terjadi saat tidur. Lama-kelamaan, kebiasaan ini bisa merusak gigi. Dokter Roger mengatakan, menggeretakan gigi bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti stres, gangguan kecemasan, dan konsumsi alkohol maupun kafein.

 

4. Rambut rontok

Stres telah terbukti membuat rambut rontok. Hormon stres disebut dapat memengaruhi folikel rambut sehingga menyebabkan rambut rontok saat disisir maupun keramas.

Agar rambut kembali tumbuh lebat, tak hanya cukup melakukan perawatan rambut, tetapi juga mengatasi kondisi stres.


5. Insomnia
Stres sangat berkaitan erat dengan masalah tidur malam. Salah satu yang paling sering terjadi akibat stres adalah insomnia. Mengatasi stres telah terbukti dapat mengurangi masalah kesulitan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau