KOMPAS.com - Punya payudara padat ternyata meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara. Para ahli mengklaim jaringan padat di payudara membuat tumor lebih sulit ditemukan saat mamografi. Wanita sebaiknya mencari alat pendeteksi lain untuk mencegah hal ini.
Jaringan payudara terdiri dari saluran susu dan kelenjar, jaringan payudara padat dan lemak.
Mamogram menentukan apakah seseorang punya payudara padat atau tidak, yang membuat tumor sulit dideteksi. Ini karena lemak bersifat transparan saat payudara dipindai tetapi jaringan padat itu sangat penuh sehingga sulit ditembus.
Diperkirakan sekitar 60 persen wanita muda dan sedikit di bawah separuh wanita tua memiliki payudara padat.
Peneliti dari University of California, San Francisco meneliti data lebih dari 18 ribu wanita dengan kanker payudara. Lebih jauh 184 ribu wanita di usia sama tanpa tanda kanker pun juga diteliti.
Setiap wanita ditempatkan dalam empat kategori kepadatan payudara, yakni hampir semuanya lemak, sebagian besar lemak, cukup padat, dan sangat padat.
Kemudian mereka melihat beberapa faktor risiko yang diketahui seperti berat badan, riwayat penyakit keluarga dan melahirkan bayi setelah 30 tahun. Mereka menghitung 39 persen kasus kanker payudara sebelum menopause dapat dicegah jika mereka memiliki jaringan kurang padat. Penemuan ini sama pada lebih dari seperempat penderita post-menopause.
Peneliti Dr Natalie Engmann mengatakan,"Penemuan kami mengungkapkan karena kepadatan payudara itu merupakan faktor risiko kuat dan lazim yang dapat diubah."
"Mengurangi jumlah wanita dengan kepadatan payudara mungkin mencegah cukup banyak kasus kanker payudara," tambahnya.
Tak ada yang dapat diperbuat untuk mengurangi kepadatan payudara, menurut riset sebelumnya. Ada satu obat, tamoxifen yang mengurangi risiko kanker dan dapat menurunkan kepadatan payudara tetapi obat ini memiliki efek samping serius.
Kenaikan berat badan cenderung menambah jaringan lemak di payudara dan menurunkan kepadatannya. Tetapi obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa jenis kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.