Pokok bahasannya turut mengatur pergelaran acara (event) atau konser di masa pandemi Covid-19 (virus corona).
Salah satu poinnya, menganjurkan agar pertunjukan atau konser di masa pandemi Covid-19 digelar dengan kursi dan meniadakan kelas festival (berdiri).
Berikut beberapa anjuran protokol kesehatan bagi tamu atau peserta event yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020:
Lantas, bagaimanakah risiko penularan virus corona di tempat pertunjukan atau konser yang melibatkan banyak orang?
Dalam rentang skor 1 sampai 10 (skor 10 sebagai yang berisiko paling tinggi), sejumlah ahli menyebut konser musik atau pertunjukan memiliki skor risiko 9, atau berisiko tinggi terhadap penularan virus corona.
Penetapan skor tersebut mempertimbangkan acara seperti konser dan pertunjukan melibatkan banyak orang dan susah menerapkan jaga jarak aman.
Kendati konser atau pertunjukan yang digelar di luar ruangan disebut lebih aman karena virus kurang terkonsentrasi daripada saat acara digelar di dalam ruangan, namun disiplin jaga jarak aman praktiknya sulit ditegakkan.
Selain itu, ahli juga menyebut risiko penularan virus corona bisa meningkat saat penonton bernyanyi sembari berteriak bersama.
Pasalnya, virus corona bisa menyebar melalui droplet (cipratan) cairan dari saluran pernapasan saat penderita Covid-19 berbicara, berteriak, bersin, atau batuk.
Pengurangan risiko penularan virus corona
Melansir Vulture, ahli penyakit menular Institute for Global Health Northwestern University AS, Dr. Robert Murphy, dalam penularan penyakit menular seperti Covid-19 terdapat istilah pengurangan risiko.
Untuk penyelenggaraan acara konser atau pertunjukan, salah satu upaya pengurangan risiko penularan virus corona dengan membatasi jumlah pengunjung untuk memaksimalkan jaga jarak aman.
Pembatasan jumlah pengunjung bisa dilakukan lewat sistem kuota pengunjung maupun mengatur pertunjukan dengan kursi.
Menurut Murphy, pertunjukan dengan penonton diatur duduk juga dapat mencegah penonton lari-lari, menari, dan mengabaikan jaga jarak, seperti saat pertunjukan memungkinkan penonton berdiri.
"Hal yang perlu diingat, risiko penularan penyakitnya bukan berarti jadi nol. Tapi menurun," jelas Murphy.
Kamar mandi bisa jadi celah penularan penyakit ketika faktor kebersihan diabaikan.
Anda disarankan untuk rajin cuci tangan pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol sedikitnya 60 persen untuk menjaga kebersihan.
Selain itu, risiko penularan virus corona juga bisa berasal dari tempat makan dan minum.
Dengan mengimbau pengunjung untuk membawa tempat serta alat makan dan minum mandiri, dan mengarahkan penjajanya untuk menggunakan kemasan sekali pakai, risiko penularan virus bisa lebih ditekan.
Amankah menonton konser di masa pandemi?
Dr. Robert Murphy menyampaikan, sebenarnya penyelenggaraan acara di ruang publik perlu mempertimbangkan kondisi kasus Covid-19 di suatu wilayah.
Mengingat temuan kasus Covid-19 belum menurun, risiko penularan virus corona masih bisa terjadi.
Murphy mengembalikan pilihan apakah orang masih mau menonton konser atau pertunjukan di masa pandemi Covid-19.
Namun, sebelum memutuskan, dia memberikan pertanyaan yang bisa menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan yang bisa jadi langkah pencegahan penularan virus corona ini.
"Bisakah Anda hidup apabila tidak menonton konser ini?" tanya dia.
Jika jawabannya bisa, Murphy mengatakan berarti Anda tak perlu menempatkan diri pada risiko tinggi tertular atau menularkan virus corona.
Sumber: Kompas.com (Penulis/Editor: Sania Mashabi/Fabian Januarius Kuwado)
https://health.kompas.com/read/2020/06/22/090200768/amankah-menonton-konser-di-masa-pandemi-covid-19-