Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Bahaya Terlalu Sering Makan Makanan yang Dibakar

KOMPAS.com – Beragam bahan makanan yang disajikan dengan cara dibakar memang dapat memiliki cita rasa enak dan mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera.

Sebut saja ikan bakar, iga bakar, kambing guling, bebek bakar, steak atau daging bakar, ayam bakar, atau satai.

Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan yang diolah dengan cara dibakar ini dapat menimbulkan beragam bahaya kesehatan.

Oleh sebab itu, para pecinta kuliner dengan pengolahan dibakar akan lebih baik jika dapat membatasi konsumsi makanan tersebut.

Berikut ini adalah ragam bahaya terlalu sering makan makanan yang dibakar:

1. Picu kanker

Makanan yang diolah dengan cara dibakar pada kenyatannya dapat menyebabkan kanker.

Melansir laman resmi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdaan Masyarakat Kemenkes RI, kandungan protein pada ayam, ikan, dan daging dapat bereaksi dengan suhu tinggi dari pembakaran dan membentuk senyawa karsinogenik.

Senyawa inilah yang dapat merusak komposisi DNA dalam gen manusia, sehingga dapat memicu perkembangan sel kanker.

Untuk mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik, Anda perlu merendam daging dalam bumbu tradisional dan alami serta menghindari memasaknya dalam waktu lama pada suhu tinggi.

2. Kandungan gizi menghilang

Semua jenis daging menawarkan kandungan protein yang baik bagi kesehatan tubuh.

Protein dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi.

Protein juga diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh.

Tapi sayangnya, pengolahan daging dengan cara dibakar pada suhu yang tinggi bisa menghilangkan kandungan protein tersebut.

Solusinya, Anda perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu yang lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata tanpa menghilangkan semua kandungan protein.

3. Picu asam lambung

Kinerja lambung menjadi lebih berat ketika mencerna makanan yang dibakar, sehingga asam lambung rentan naik atau meningkat.

Oleh karena itu, orang yang memiliki penyakit asam lambung dan maag tidak disarankan untuk terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar karena bisa memperburuk keadaan.

4. Cacing masih tertinggal dalam daging

Proses memasak daging dengan dibakar rentan membuat daging tidak matang dengan sempurna.

Kondisi ini pun dapat menimbulkan potensi cacing, larva, atau telur cacing masih hidup di dalam daging tersebut.

Sebagai solusi, Anda perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu yang lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata dan membunuh parasit yang mungkin menempel.

5. Risiko alami darah tinggi atau hipertensi

Melansir Everyday Health, makan daging sapi, ayam, atau ikan yang telah diolah dengan cara dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tekanan darah tinggi.

Hal itu merujuk pada penelitian yang dipresentasikan pada 2018 oleh American Heart Association Epidemiology and Prevention-Lifestyle and Cardiometabolic Health pada sesi ilmiah yang diadakan di New Orleans.

6. Picu diabetes mellitus (DM) tipe 2

Ketika dibakar atau dipanggang, makanan dapat menghasilkan zat yang disebut advance glycation end products (AGEs).

Tingkatan yang lebih tinggi dari AGEs tersebut telah dikaitkan dengan resistensi insulin, stres pada sel-sel tubuh dan peradangan.

Itu merupakan kondisi yang bisa memicu risiko diabetes tipe 2.

Insulin adalah hormon yang membantu gula darah dari makanan masuk ke dalam sel untuk berubah jadi energi.

Tanpa insulin atau dengan resistensi insulin, gula bisa mengendap dalam darah.

Kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang serius pada jantung, mata dan ginjal serta organ tubuh lain.

https://health.kompas.com/read/2020/08/31/150200868/6-bahaya-terlalu-sering-makan-makanan-yang-dibakar

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke