Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

13 Penyebab Diare Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Diare adalah penyakit yang ditandai dengan gejala sering buang air besar (BAB) berair.

Ketika diare terjadi setelah makan, ini dikenal sebagai diare postprandial.

Diare postprandial dapat terjadi secara tidak terduga.

Diare setelah makan juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit sampai BAB terjadi.

Diare setelah makan relatif umum terjadi, tetapi mungkin sulit untuk mencari tahu apa penyebabnya dan bagaimana cara mengobatinya.

Alasannya, diare postprandial bisa jadi merupakan tanda dari suatu kondisi medis, atau bisa saja terjadi begitu saja tanpa sebab yang spesifik.

Secara umum, diare setelah makan bisa bersifat akut atau kronis, tergantung pada berapa lama gejalanya berlangsung.

Diare postprandial akut hanya berlangsung selama beberapa hari atau minggu.

Sebaliknya, diare postprandial kronis dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab diare setelah makan baik yang bersifat akut maupun kronis untuk dapat diwaspadai:

1. Infeksi virus

Infeksi virus, seperti pada kejadian flu perut atau gastroenteritis dapat menyebabkan diare postprandial akut dan membuat saluran pencernaan Anda sangat sensitif.

Pada kondisi gastroenteritis, diare setelah makan dapat berlangsung selama beberapa hari, bahkan setelah gejala lainnya mereda.

2. Intoleransi laktosa

Orang dengan alergi terhadap laktosa, sejenis gula yang ditemukan dalam produk susu, mungkin mengalami diare postprandial jika mereka makan makanan yang mengandung laktosa.

Gejala intoleransi laktosa termasuk perut kembung, kram perut, dan diare.

3. Keracunan makanan

Dalam kondisi normal, ketika mendeteksi makanan yang buruk, tubuh Anda mungkin akan mencoba untuk segera mengeluarkannya.

Respons itu dapat menyebabkan diare atau muntah dalam beberapa menit setelah makan makanan yang terkontaminasi.

4. Malabsorpsi gula

Kondisi ini sangat mirip dengan intoleransi laktosa.

Beberapa tubuh orang tidak dapat menyerap gula seperti laktosa dan fruktosa dengan baik.

Ketika gula ini masuk ke usus, mereka bisa menyebabkan diare dan masalah pencernaan lainnya.

5. Minuman manis (pada balita)

Diare akut sering terjadi pada anak kecil yang minum banyak minuman manis, seperti jus buah.

Jumlah gula yang tinggi dalam minuman ini dapat menarik air ke dalam usus, yang kemudian bisa menyebabkan tinja encer dan diare.

6. Serangan parasite

Parasit bawaan makanan dapat menjadi penyebab diare setelah makan.

Jenis parasit bawaan makanan yang paling umum adalah cacing pita.

Gejala, termasuk diare postprandial, akan berlangsung sampai parasit dikeluarkan dari tubuh Anda atau mati.

7. Overdosis magnesium

Kadar magnesium yang tinggi dapat menyebabkan diare.

Namun, sulit mendapatkan terlalu banyak mineral ini dari makanan atau kecuali Anda mengonsumsi suplemen.

8. Sindrom iritasi usus besar

Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah kelainan pada usus besar yang menyebabkan berbagai gangguan pencernaan, termasuk diare, perut kembung, gas, dan kram perut.

IBS merupakan penyebab diare setelah makan kronis.

Hingga kini masih belum jelas apa yang menjadi penyebab pasti sindrom iritasi usus besar. Padahal, sindrom ini relatif umum terjadi.

Tapi, kondisi ini biasanya dapat dikontrol dengan perubahan pola makan, pengobatan, dan strategi manajemen stres.

9. Penyakit celiac

Kondisi autoimun ini menyebabkan kerusakan pada usus Anda setiap kali Anda makan gluten.

Gluten adalah protein yang paling umum ditemukan dalam produk gandum.

10. Microscopic colitis

Kondisi ini menyebabkan peradangan pada usus besar Anda.

Selain diare, gejalanya antara lain dapat berupa gas lambung berlebih dan kram perut.

Namun, peradangan tidak selalu terjadi.

Artinya gejala sakit perut setelah makan pada penderita microscopic colitis bisa datang dan pergi.

11. Malabsorpsi asam empedu

Kantung empedu Anda menghasilkan empedu untuk membantu memecah dan mencerna lemak dalam makanan Anda.

Jika asam ini tidak diserap kembali dengan benar, mereka dapat mengiritasi usus besar Anda.

Hal ini bisa menyebabkan tinja encer dan diare.

12. Pengangkatan kantung empedu

Orang yang kandung empedunya diangkat mungkin sering mengalami diare, termasuk diare setelah makan dalam beberapa minggu dan bulan pertama setelah operasi.

Dalam kebanyakan kasus, diare pada akhirnya akan berhenti, tetapi beberapa orang akan terus mengalami diare kronis atau diare postprandial setelah operasi.

13. Sindrom dumping

Komplikasi dari operasi penurunan berat badan ini tidak umum terjadi, tetapi tetap saja dapat menjadi penyebab diare postprandial.

Dengan kondisi ini, perut Anda akan cepat kosong setelah makan. Ini memicu refleks yang mengatur pergerakan usus.

Jadi diare mungkin lebih sering terjadi.

Jika Anda mengalami diare setelah makan cukup sering, jangan ragu untuk segera menemui dokter untuk memastikan penyebabnya dan meminta saran pengobatan terbaik.

https://health.kompas.com/read/2021/04/15/050200968/13-penyebab-diare-setelah-makan-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke