Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

15 Gejala Pendarahan Otak yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Gejala pendarahan otak penting dikenali untuk kemudian segera dikonsultasikan dengan dokter.

Secara umum pendarahan otak yang secara medis dikenal dengan istilah pendarahan intrakranial ini dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan lokasi terjadinya.

Pertama, pendarahan dapat terjadi di dalam tengkorak tetapi di luar jaringan otak. Kedua, pendarahan bisa terjadi di dalam jaringan otak.

Dari sini, pendarahan otak sebenarnya masih bisa dibagi lagi menjadi beberapa jenis merujuk pada lokasi detail terjadinya pendarahan.

Jenis pendarahan otak

Melansir Cleveland Clinic, berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait jenis-jenis pendarahan otak yang dapat terjadi:

1. Pendarahan di dalam tengkorak tetapi di luar jaringan otak

Otak memiliki tiga lapisan membran (meninges) yang terletak di antara tulang tengkorak dan jaringan otak yang sebenarnya.

Fungsi meningen adalah untuk menutupi dan melindungi otak.

Pendarahan dapat terjadi di mana saja di antara ketiga membran ini.

Ketiga membran tersebut disebut dura mater, arachnoid, dan pia mater.

2. Pendarahan di dalam jaringan otak

Dua jenis pendarahan otak dapat terjadi di dalam jaringan otak itu sendiri, yaini pendarahan intraserebral (bisa juga disebut pendarahan cerebral dan stroke hemoragik) dan pendarahan intraventikular.

  • Perdarahan intraserebral, yakni pendarahan yang terjadi di lobus, pons, dan otak kecil (perdarahan di mana saja di dalam jaringan otak itu sendiri termasuk batang otak)
  • Perdarahan intraventrikular, yakni pendarahan yang terjadi di ventrikel otak, yang merupakan area spesifik otak (rongga) tempat cairan serebrospinal diproduksi

Apa yang terjadi pada otak ketika ada pendarahan di dalam kepala?

Dilansir dari Medical News Today, karena otak tidak dapat menyimpan oksigen, organ vital ini bergantung pada serangkaian pembuluh darah untuk memasok oksigen dan nutrisi.

Ketika terjadi pendarahan otak, oksigen mungkin tidak lagi dapat mencapai jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh yang bocor atau pecah ini.

Pengumpulan darah dari perdarahan intrakranial atau perdarahan otak juga memberi tekanan pada otak dan menghilangkan oksigen.

Ketika suatu perdarahan mengganggu aliran darah di sekitar atau di dalam otak dan menyebabkan kehilangan oksigen selama lebih dari tiga atau empat menit, sel-sel otak bisa mati.

Sel-sel saraf yang terpengaruh dan fungsi terkait yang mereka kendalikan juga rusak.

Apakah pendarahan otak berakibat fatal?

Pendarahan otak, terlepas dari lokasinya, biasanya terjadi secara tiba-tiba.

Hanya pada beberapa jenis pendarahan otak saja, seperti hematoma subdural mungkin dapat memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu sebelum gejala berkembang.

Pendarahan otak bisa menyebabkan kerusakan otak dan memang dapat mengancam jiwa.

Keseriusan dan hasil dari pendarahan otak akan tergantung pada penyebabnya, lokasi di dalam tengkorak, ukuran pendarahan, lamanya waktu yang terlewat antara pendarahan dan pengobatan, usia penderita, dan kesehatan secara keseluruhan.

Setelah sel-sel otak mati, mereka pada akhirnya tidak beregenerasi. Kerusakan bisa parah dan mengakibatkan cacat fisik, mental, dan ketidakmampuan dalam melakukan berbasis pekerjaan.

Gejala pendarahan otak

Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam.

Dilansir dari WebMD, gejala pendarahan otak sangat bergantung pada lokasi pendarahan, tingkat keparahan pendarahan, dan jumlah jaringan yang terkena.

Namun, gejala cenderung berkembang secara tiba-tiba dan kemudian bisa semakin memburuk.

Jika Anda menunjukkan salah satu dari gejala berikut, Anda mungkin mengalami pendarahan otak.

Perlu diingat bahwa pendarahan otak adalah kondisi yang mengancam jiwa dan Anda harus menelepon nomor darurat medis terdetak atau segera pergi ke ruang gawat darurat.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi gejala pendarahan otak untuk diwaspadai:

  1. Sakit kepala parah yang tiba-tiba
  2. Kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya
  3. Kelemahan pada lengan atau kaki
  4. Mual atau muntah
  5. Kewaspadaan berkurang, kekurangan energi, kantuk, atau koma
  6. Kehilangan penglihatan atau kesulitan melihat
  7. Kesemutan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh
  8. Kesulitan berbicara atau bicara cadel
  9. Kesulitan menelan
  10. Kesulitan menulis atau membaca
  11. Kehilangan keterampilan motorik halus, seperti tremor tangan
  12. Kehilangan koordinasi tubuh
  13. Kehilangan keseimbangan
  14. Indera perasa menjadi tidak normal
  15. Hilang kesadaran

Perlu diingat bahwa banyak dari gejala ini sering disebabkan oleh kondisi selain pendarahan otak.

Meski begitu, jika mengalaminya, Anda sebaiknya tetap pergi ke dokter.

Cara mendiagnosis dan mengobati pendarahan otak

Seorang dokter akan memeriksa Anda segera jika ada jenis pendarahan otak yang dicurigai.

Setelah Anda menemui dokter, mereka dapat menentukan bagian otak mana yang terpengaruh berdasarkan gejala Anda.

Dokter dapat menjalankan berbagai tes pencitraan, seperti CT-scan yang dapat mengungkapkan pendarahan internal atau akumulasi darah atau magnetic resonance imaging (MRI).

Pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata yang dapat menunjukkan pembengkakan saraf optik juga dapat dilakukan oleh dokter.

Pungsi lumbal (spinal tap), yakni prosedur pengambilan cairan tulang belakang dan otak (serebrospinal) biasanya tidak dilakukan dokter karena dapat berbahaya dan memperburuk keadaan.

Perawatan untuk pendarahan di otak tergantung pada lokasi, penyebab, dan luasnya pendarahan.

Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah pendarahan.

Obat-obatan tertentu juga dapat diresepkan. Ini termasuk obat penghilang rasa sakit, kortikosteroid, atau osmotik untuk mengurangi pembengkakan, dan antikonvulsan untuk mengendalikan kejang.

https://health.kompas.com/read/2021/09/23/130100668/15-gejala-pendarahan-otak-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke