Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

18 Penyebab Bayi Lahir Prematur, Komplikasi Kehamilan sampai Penyakit

Bayi lahir prematur acapkali mengalami beberapa komplikasi kesehatan. Seperti sesak napas, gangguan jantung, otak, metabolisme, atau daya tahan tubuh.

Semakin dini bayi lahir dari hari perkiraan lahir (HPL), risiko terjadinya komplikasi kesehatan semakin tinggi.

Kebanyakan kelahirkan prematur terjadi ketika kandungan ibu hamil memasuki usia 34-36 minggu, atau berada di fase prematur akhir.

Namun, di beberapa kasus yang jarang terjadi, bayi lahir prematur ekstrem pada usia kandungan ibu hamil belum genap 25 minggu.

Kenali beberapa penyebab bayi lahir prematur dan cara mencegahnya sebagai berikut.

Penyebab bayi lahir prematur

Penyebab bayi lahir prematur belum diketahui secara pasti. Namun, faktor risiko yang meningkatkan peluang ibu melahirkan bayi prematur. Melansir Tommy’s, berikut beberapa di antaranya:

  • Pernah melahirkan secara prematur

Jika ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi prematur berisiko lebih tinggi melahirkan bayi secara prematur.

  • Kadar hormon PAPP-A rendah

Rendahnya kadar hormon Pregnancy Associated Plasma Protein-A (PAPP-A) yang diproduksi plasenta pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan preeklamsia pada ibu hamil.

  • Plasenta previa

Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan plasenta previa atau kondisi ari-ari (plasenta) berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi juga rawan melahirkan bayi prematur.

  • Cairan ketuban berlebihan

Polihidramnion atau cairan ketuban yang kadarnya di atas normal juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Kondisi ini bisa terjadi ketika ibu hamil bayi kembar, diabetes, terkena infeksi, atau ada penyumbatan di usus bayi.

  • Kelainan rahim

Terkadang ibu hamil dengan kelainan rahim juga rentan melahirkan bayi secara prematur. Kelainan rahim ini jarang terdeteksi sejak awal dan biasanya baru diketahui setelah ibu hamil mengalami keguguran atau wanita susah hamil.

  • Pendarahan setelah 24 minggu

Pendarahan setelah trimester pertama bisa jadi tanda plasenta bermasalah, seperti plasenta posisinya terlalu di bawah atau solusio plasenta. Untuk mengantisipasinya, setiap ibu hamil yang mengalami pendarahan wajib berkonsultasi ke dokter.

  • Gangguan pada leher rahim

Terkadang, ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan seperti leher rahim yang melemah atau memendek selama mengandung buah hatinya. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur.

  • Hamil bayi kembar

Hamil bayi kembar, terlebih kembar di atas tiga meningkatkan risiko bayi lahir prematur secara signifikan. Terkadang, dokter juga menyarankan ibu hamil bayi kembar melahirkan lebih cepat dari HPL untuk mencegah komplikasi kehamilan.

  • Penyakit diabetes yang tidak terkontrol

Penyakit diabetes tipe 1 dan 2 yang tidak terkontrol selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Dokter terkadang juga menyarankan ibu hamil dengan diabetes gestasional yang tidak terkontrol untuk melahirkan lebih awal untuk menghindari risiko kesehatan ibu dan bayi.

  • Sindrom antifosfolipid

Sindrom antifosfolipid adalah gangguan sistem kekebalan darah yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan termasuk kelahiran prematur.

  • Preeklampsia

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine. Preeklampsia biasanya muncul setelah 20 minggu kehamilan.

  • Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini adalah kondisi saat ketuban pecah sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu. Kondisi ini termasuk darurat medis yang memerlukan pemeriksaan mendesak.

  • Janin tumbuh lambat

Kondisi janin yang tumbuh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan normal, atau janin berhenti tumbuh, juga berisiko meningkatkan peluang bayi lahir prematur.

  • Kolestasis kehamilan intrahepatik

Kolestasis kehamilan intrahepatik adalah gangguan liver yang membuat asam empedu menumpuk di tubuh selama kehamilan. Kondisi ini juga bisa jadi penyebab bayi lahir prematur.

  • Infeksi

Ibu hamil yang mengalami infeksi bakteri e-coli, streptococcus, bakterial vaginosis, klamidia, trikomona, gonore, sifilis, HIV, atau infeksi saluran kencing yang tidak terkontrol juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur.

  • Solusio plasenta

Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas dari bagian dalam dinding rahim. Kondisi yang menyebabkan sakit perut, pendarahan, dan kontraksi ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.

  • Berat badan tidak ideal

Ibu hamil dengan berat badan terlalu gemuk atau terlalu kurus saat hamil juga berisiko melahirkan bayi secara prematur.

  • Stres

Beberapa penelitian menunjukkan, ibu hamil yang stres selama kehamilan berisiko melahirkan secara prematur.

Cara mencegah bayi lahir prematur

Sebagian besar faktor risiko yang meningkatkan peluang bayi lahir prematur bisa dikendalikan.

Melansir Kid’sHealth, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol penyebab bayi lahir prematur:

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin selama kehamilan. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi komplikasi kehamilan dan masalah kesehatan pada ibu dan janin di dalam kandugan
  • Kontrol masalah kesehatan selama mengandung buah hati; terutama diabetes, tekanan darah tinggi, dan depresi
  • Konsumsi makanan sehat dengan nutrisi lengkap sepanjang kehamilan. Selain itu, konsumsi suplemen yang disarankan oleh dokter
  • Atur berat badan selama mengandung buah hati. Pastikan bobot tubuh ideal agar mencegah komplikasi kehamilan
  • Jangan merokok dan minum minuman beralkohol selama hamil
  • Atur jarak kehamilan setidaknya 12 bulan untuk mengurangi risiko bayi lahir prematur

Apabila ibu hamil atau calon ibu hamil memiliki kekhawatiran di luar faktor risiko penyebab bayi lahir prematur yang bisa dikendalikan di atas, ada baiknya pasangan intens berkonsultasi ke dokter yang menangani.

https://health.kompas.com/read/2021/12/27/220100468/18-penyebab-bayi-lahir-prematur-komplikasi-kehamilan-sampai-penyakit

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke