Bayi lahir prematur acapkali mengalami beberapa komplikasi kesehatan. Seperti sesak napas, gangguan jantung, otak, metabolisme, atau daya tahan tubuh.
Semakin dini bayi lahir dari hari perkiraan lahir (HPL), risiko terjadinya komplikasi kesehatan semakin tinggi.
Kebanyakan kelahirkan prematur terjadi ketika kandungan ibu hamil memasuki usia 34-36 minggu, atau berada di fase prematur akhir.
Namun, di beberapa kasus yang jarang terjadi, bayi lahir prematur ekstrem pada usia kandungan ibu hamil belum genap 25 minggu.
Kenali beberapa penyebab bayi lahir prematur dan cara mencegahnya sebagai berikut.
Penyebab bayi lahir prematur
Penyebab bayi lahir prematur belum diketahui secara pasti. Namun, faktor risiko yang meningkatkan peluang ibu melahirkan bayi prematur. Melansir Tommy’s, berikut beberapa di antaranya:
Jika ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi prematur berisiko lebih tinggi melahirkan bayi secara prematur.
Rendahnya kadar hormon Pregnancy Associated Plasma Protein-A (PAPP-A) yang diproduksi plasenta pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan preeklamsia pada ibu hamil.
Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan plasenta previa atau kondisi ari-ari (plasenta) berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi juga rawan melahirkan bayi prematur.
Polihidramnion atau cairan ketuban yang kadarnya di atas normal juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Kondisi ini bisa terjadi ketika ibu hamil bayi kembar, diabetes, terkena infeksi, atau ada penyumbatan di usus bayi.
Terkadang ibu hamil dengan kelainan rahim juga rentan melahirkan bayi secara prematur. Kelainan rahim ini jarang terdeteksi sejak awal dan biasanya baru diketahui setelah ibu hamil mengalami keguguran atau wanita susah hamil.
Pendarahan setelah trimester pertama bisa jadi tanda plasenta bermasalah, seperti plasenta posisinya terlalu di bawah atau solusio plasenta. Untuk mengantisipasinya, setiap ibu hamil yang mengalami pendarahan wajib berkonsultasi ke dokter.
Terkadang, ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan seperti leher rahim yang melemah atau memendek selama mengandung buah hatinya. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir prematur.
Hamil bayi kembar, terlebih kembar di atas tiga meningkatkan risiko bayi lahir prematur secara signifikan. Terkadang, dokter juga menyarankan ibu hamil bayi kembar melahirkan lebih cepat dari HPL untuk mencegah komplikasi kehamilan.
Penyakit diabetes tipe 1 dan 2 yang tidak terkontrol selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Dokter terkadang juga menyarankan ibu hamil dengan diabetes gestasional yang tidak terkontrol untuk melahirkan lebih awal untuk menghindari risiko kesehatan ibu dan bayi.
Sindrom antifosfolipid adalah gangguan sistem kekebalan darah yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan termasuk kelahiran prematur.
Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein dalam urine. Preeklampsia biasanya muncul setelah 20 minggu kehamilan.
Ketuban pecah dini adalah kondisi saat ketuban pecah sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu. Kondisi ini termasuk darurat medis yang memerlukan pemeriksaan mendesak.
Kondisi janin yang tumbuh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan normal, atau janin berhenti tumbuh, juga berisiko meningkatkan peluang bayi lahir prematur.
Kolestasis kehamilan intrahepatik adalah gangguan liver yang membuat asam empedu menumpuk di tubuh selama kehamilan. Kondisi ini juga bisa jadi penyebab bayi lahir prematur.
Ibu hamil yang mengalami infeksi bakteri e-coli, streptococcus, bakterial vaginosis, klamidia, trikomona, gonore, sifilis, HIV, atau infeksi saluran kencing yang tidak terkontrol juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas dari bagian dalam dinding rahim. Kondisi yang menyebabkan sakit perut, pendarahan, dan kontraksi ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Ibu hamil dengan berat badan terlalu gemuk atau terlalu kurus saat hamil juga berisiko melahirkan bayi secara prematur.
Beberapa penelitian menunjukkan, ibu hamil yang stres selama kehamilan berisiko melahirkan secara prematur.
Cara mencegah bayi lahir prematur
Sebagian besar faktor risiko yang meningkatkan peluang bayi lahir prematur bisa dikendalikan.
Melansir Kid’sHealth, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol penyebab bayi lahir prematur:
Apabila ibu hamil atau calon ibu hamil memiliki kekhawatiran di luar faktor risiko penyebab bayi lahir prematur yang bisa dikendalikan di atas, ada baiknya pasangan intens berkonsultasi ke dokter yang menangani.
https://health.kompas.com/read/2021/12/27/220100468/18-penyebab-bayi-lahir-prematur-komplikasi-kehamilan-sampai-penyakit