Perlu diketahui, barbeku alias barbeque adalah makanan yang dipanggang dengan teknik dibakar langsung di atas bara.
Umumnya, menu barbeque yang jamak disajikan di antaranya daging sapi, sosis, hot dog, atau beragam jenis frozen food lainnya.
Kendati terasa nikmat dan pas untuk menikmati tahun baru, namun hidangan berbasis barbeque memiliki risiko bagi kesehatan. Simak penjelasan berikut.
Risiko kesehatan barbeque
Terdapat beberapa risiko kesehatan di balik makanan barbeque, di antaranya:
Teknik memasak barbeku cenderung menggunakan suhu tinggi. Melansir Cancer.gov, protein hewani seperti daging merah, ikan, dan unggas yang dimasak dengan suhu tinggi dapat menghasilkan zat kimia berupa hetero cyclic amine (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH).
HCA dan PAH bersifat mutagenik, artinya dapat mengubah DNA dan dapat meningkatkan risiko kanker.
HCA terbentuk ketika asam amino dalam protein, gula, kreatin atau kreatinin dalam otot, dimasak dengan suhu tinggi.
Sedangkan PAH terbentuk ketika lemak dan sari daging dari protein hewani dipanggang. Asap dari proses memanggang mengandung PAH kemudian menempel pada permukaan daging. PAH juga dapat terbentuk saat proses pemasakan seperti pengasapan.
Kadar HCA dan PAH dalam berbagai menu makanan dapat bervariasi tergantung metode pemasakan dan tingkat kematangan.
Namun, dapat dipastikan setiap hidangan yang dibakar di suhu lebih dari 150 derajat Celcius, dengan durasi lebih lama, kandungan HCA-nya bakal lebih banyak. Semisal daging merah, ikan, ayam, yang yang dibakar dengan tingkat kematangan matang (well done).
HCA dan PAH bisa merusak DNA setelah terjadi metabolisme yang dipantik enzim khusus dalam tubuh. Proses ini disebut dengan bioaktivasi.
Di beberapa studi, paparan HCA dan PAH bisa menungkatkan risiko tumor atau kanker payudara, usus besar, liver, kulit, paru-paru, prostat, pankreas, sampai leukemia.
Beberapa orang yang membuat pesta barbeque terkadang kurang mempertimbangkan aspek higienitas dan keamanan makanan.
Dilansir dari BBC, risiko keracunan makanan bisa terjadi ketika beberapa bahan mentah, terutama daging mentah, untuk pesta barbeque disimpan dan diolah tidak higienis.
Segala jenis daging mentah hanya bisa bertahan di suhu ruang kurang dari satu jam. Setelah itu, bakteri biang keracunan makanan bisa bertumbuh pesat.
Untuk mencegah kontaminasi bakteri, segala jenis daging mentah, sosis, atau protein hewani lainnya juga perlu dipisahkan dari bahan makanan lainnya.
Selain itu, gunakan alat penjepit yang terjamin kebersihannya dan saus terpisah. Beberapa orang terkadang menggunakan bumbu rendaman barbeque bekas daging mentah untuk membumbui ulang masakan atau membumbui menu lainnya.
Bahan makanan terpapar daging mentah ini apabila disimpan di suhu ruang lebih dari satu jam juga bisa menyebabkan tumbuhnya bakteri biang keracunan makanan.
Beberapa menu pesta barbeque biasanya juga tinggi kalori. Tak hanya dari daging dan frozen food, biasanya hidangan pesta barbeque dilengkapi aneka camilan keripik, soda, atau minuman manis.
Apabila dihitung menggunakan perhitungan kasar, makan hidangan pesta barbeque di malam pergantian tahun, total kalori dan lemaknya setara dengan kebutuhan sepanjang hari.
Pola makan tinggi kalori dan lemak tak sehat ini apabila jadi kebiasaan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, dan obesitas.
Bagaimana baiknya?
Pesta barbeque untuk tahun baru memang seru. Namun, pertimbangkan ulang beberapa risiko kesehatannya.
Seru-seruan menikmati pergantian tahun sebaiknya dilakukan tanpa mengesampingkan pola makan sehat. Tujuannya, agar tubuh juga lebih bugar menyambut tahun baru.
https://health.kompas.com/read/2021/12/31/143100268/pesta-barbeque-tahun-baru-berisiko-bagi-kesehatan-kenali-3-bahayanya