Pandemi yang diam-diam tidak disadari (silent pandemic) ini menyebabkan beberapa jenis bakteri kini menjadi superbug dan kebal obat.
Akibat resistensi antibiotik, beberapa penyakit kini susah diobati, ada risiko selama operasi, kemoterapi, dan perawatan lainnya.
Studi di The Lancet menunjukkan, kasus resistensi antibiotik akibat antimikroba (anti-microbial resistance atau AMR) ini telah merenggut nyawa 1,27 juta orang dari 204 negara pada 2019.
Untuk meningkatkan kewaspadaan pada ancaman kesehatan global ini, kenali apa itu resistensi antibiotik sampai penyebabnya.
Apa itu resistensi antibiotik?
Dilansir dari Cleveland Clinic, resistensi antibiotik adalah kondisi ketika bakteri bermutasi, sehingga obat antibiotik tidak mempan membasmi atau menghentikan pertumbuhan biang penyakit.
Resistensi antibiotik bisa berbahaya karena terkadang karena kita tidak tahu kondisi ini telah terjadi. Sampai, selang beberapa waktu kita menyadari suatu obat antibiotik tidak efektif mengobati suatu penyakit.
Jeda waktu ini bisa membuat penderita mengembangkan infeksi bakteri yang parah karena susah diobati.
Bagi orang dengan daya tahan tubuh prima, kondisi ini barangkali bisa diatasi dengan obat antibiotik lain atau terapi obat dengan jangka waktu yang lebih lama.
Namun, bagi orang lanjut usia, penderita penyakit kronis seperti HIV/AIDS, kanker, penyakit autoimun, pengidap penyakit bawaan, atau orang yang menjalani transplantasi organ, komplikasi infeksi ini dapat mengancam nyawa.
Penyebab resistensi antibiotik
Penyebab resistensi antibiotik bisa berasal dari kebiasaan individu atau kolektif di masyarakat, seperti:
Setelah menyimak pengertian resistensi antibiotik adalah berikut penyebabnya, Anda bisa melakukan pencegahan masalah kesehatan ini mulai dari diri sendiri. Caranya, dengan tidak sembarangan minum obat antibiotik. Pastikan Anda minum antibiotik sesuai petunjuk dokter.
https://health.kompas.com/read/2022/08/25/073100468/jadi-silent-pandemic-kenali-apa-itu-resistensi-antibiotik