KOMPAS.com - Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab keguguran, sehingga calon ibu dan ayah harus ekstra memperhatikan kesehatan janin.
Mengutip Healthline, keguguran sering terjadi selama 3 bulan pertama (trimester I) kehamilan.
Dalam beberapa kasus keguguran terjadi begitu cepat, bahkan saat Anda belum menyadari sedang hamil.
Tanda keguguran paling umum adalah muncul bercak hingga pendarahan vagina yang mengeluarkan gumpalan darah dan jaringan janin.
Ada berbagai alasan medis yang menjadi penyebab keguguran, selain mungkin juga karena gaya hidup Anda yang tidak sehat.
Penyebab keguguran sebagian dapat dicegah, banyak kasus juga yang tidak dapat dihindari.
Berikut macam penyebab keguguran yang dapat membantu calon ibu dan ayah lebih memahami risiko keguguran:
1. Masalah genetik
Mengutip Mayo Clinic, sebagian besar penyebab keguguran adalah janin tidak berkembang seperti yang diharapkan.
Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom.
Paling sering, masalah kromosom diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio membelah dan tumbuh. Bukan masalah yang diwarisi dari orang tua.
Mengutip Flo Health, ada pun beberapa contoh masalah kromosom penyebab keguguran sebagai berikut:
2. Kondisi kesehatan jangka panjang
Mengutip Flo Health, masalah kesehatan jangka panjang (kronis) pada wanita hamil berpotensi menjadi penyebab keguguran.
Beberapa masalah kesehatan kronis tersebut bisa meliputi:
3. Infeksi
Mengutip Flo Health, banyak infeksi pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran. Infeksi penyebab keguguran dapat meliputi:
4. Leher rahim melemah
Mengutip Flo Health, leher rahim (serviks) yang melemah biasanya menjadi penyebab keguguran pada trimester ke-2 kehamilan.
Kondisi leher rahim yang melemah ini juga dikenal sebagai serviks inkompeten atau inkompetensi serviks.
Pada kondisi ini, otot leher rahim lebih lemah dan tidak mampu menahan janin. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari cedera sebelumnya pada serviks, seperti operasi.
Karena kelemahan otot, serviks mungkin terlalu sering terbuka selama trimester ke-2 kehamilan yang mengakibatkan keguguran.
5. PCOS
Mengutip Flo Health, sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah penyakit di mana beberapa kista muncul di ovarium, membuatnya lebih besar dibandingkan dengan ovarium normal.
PCOS menyebabkan perubahan hormonal, di mana wanita memiliki kadar hormon androgen berlebihan.
Akibatnya, pematangan dan pelepasan sel telur berkurang, yang membuat wanita mengalami infertilitas.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa PCOS berpotensi meningkatkan risiko keguguran berulang pada usia produktif wanita.
6. Gaya hidup
Mengutip WebMD, kebiasaan Anda sebagai calon ibu dapat meningkatkan risiko keguguran.
Berikut beberapa kebiasaan yang berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang:
7. Bahaya Lingkungan
Mengutip WebMD, zat tertentu di lingkungan baik di rumah atau di tempat kerja dapat membahayakan kehamilan Anda.
Bahaya lingkungan yang dapat menjadi penyebab keguguran, contohnya:
8. Obat-obatan
Mengutip WebMD, beberapa obat baik yang diresepkan maupun dijual bebas dapat meningkatkan kemungkinan keguguran. Contohnya:
9. Keracunan makanan
Mengutip WebMD, beberapa jenis keracunan makanan selama kehamilan dapat menjadi penyebab keguguran.
Berikut beberapa penyebab keracunan makanan yang dapat meningkatkan risiko keguguran:
Beberapa penyakit keracunan makanan, termasuk listeriosis dan toksoplasmosis, dapat menginfeksi bayi Anda yang belum lahir. Bahkan, jika Anda sendiri tidak memiliki gejala keracunan.
Pastikan untuk membicarakan semua faktor risiko ini dengan dokter kandungan Anda. Bisa jadi Anda menemukan risiko yang lebih besar atau tidak sebesar yang Anda pikirkan.
https://health.kompas.com/read/2022/10/12/090000068/9-penyebab-keguguran-yang-harus-diperhatikan-calon-ibu-dan-ayah