Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Jadi Kelompok Rentan dalam Gelombang Covid-19 Varian Omicron

Kompas.com - 14/02/2022, 12:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gelombang awal tahun Covid-19 terutama varian Omicron di tanah air membuat anak masuk dalam kelompok rentan.

Hal ini divalidasi oleh Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso.

Dalam konferensi pers, dr Piprim melaporkan kasus Covid-19 pada anak mengalami lonjakan pesat dalam kurun sebulan terakhir.

Baca juga: Penularan Covid-19 Tinggi, Kenali Ciri-ciri Gejala Omicron pada Anak

"Laporan teman-teman di cabang, pasien anak saat ini dibanding Januari sudah 10 kali lipat lebih banyak. Tren kenaikannya luar biasa," kata Piprim dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (9/2/2022).

Lebih lanjut, dr. Piprim membacakan laporan kasus Covid-19 pada anak mengalami peningkatan 646 pada 24 Januari, 2.775 pasien pada 31 Januari, dan menyentuh angka 7.190 pasien pada 7 Februari.

Dengan demikian, tren kasus Covid-19 pada anak ditaksir mengalami peningkatan sebesar 300 persen.

Gejala pada anak

Spesialis Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, dr. Rebriarina Hapsari, M.Sc, Sp.MK mengatakan, gejala Omicron pada tingkat usia tertentu tidak dapat dibedakan begitu saja.

dr Rebriarina berpendapat agar tidak ambil pusing terkait varian yang dialami, apabila memiliki gejala infeksi saluran napas atau gejala yang mengarah pada infeksi Covid-19, hendaknya langsung melakukan tes Covid-19.

“Omicron memang menyerang lebih banyak kepada anak dan dewasa muda, tapi gejalanya itu tidak bisa kita bedakan dengan yang lain, intinya adalah gejala saluran pernapasan,” kata Rebriarina saat diwawancarai Kompas.com pada Sabtu (12/2).

"Tidak usah dibedakan misal ‘kalau omicron ditambah pusing dan pingsan’ seperti di Afrika banyak yang seperti itu, jadi misal berasumsi ‘saya enggak pusing dan pingsan berarti bukan Omicron’, tetapi pokoknya kalau ada gejala demam, saluran napas, langsung tes Covid-19,” tegasnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pentingkah Vaksin Booster Untuk Anak-Anak?

Waspadai komorbid

Akan tetapi, varian Omicron yang banyak menyerang anak membuat anak berada dalam posisi rentan, terlebih jika memiliki komorbid.

Salah satu kasus komorbid yang banyak dijumpai pada anak penyintas Covid-19 adalah obesitas.

Padahal, menurut Piprim, obesitas menjadi komorbid yang bisa memperburuk gejala Covid-19.

"Cegah anak menjadi pengidap komorbid akibat gaya hidup yang salah. Banyak sekali laporan anak-anak yang menjadi obesitas pada saat pandemi, padahal obesitas adalah komorbid yang penting, yang bisa membuat penyakit COVID menjadi fatal," jelas Piprim.

Piprim menyarankan agar orang tua di rumah bisa mengontrol pola hidup sehat sang buah hati agar tidak mengalami masalah kesehatan yang merugikan seperti obesitas.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau