KOMPAS.com - Makan burger, sosis, kentang goreng, dan berbagai makanan cepat saji lainnya memang terasa sangat menyenangkan.
Selain praktis dan murah, rasanya yang kerap membuat ketagihan pun membuat kita hampir setiap hari mengonsumsinya.
Yah, sudah menjadi rahasia umum bahwa mengonsumsi makanan cepat saji berisiko buruk bagi kesehatan.
Sesekali mengonsumsinya memang tak masalah. Akan tetapi, jika hampir setiap hari kita memakannya tentu akan menjadi bahaya besar.
Baca juga: Primary Biliary Cirrhosis
Setiap jenis makanan memiliki efek yang berbeda pada tubuh. Nah, makanan cepat saji dianggap negatif bagi tubuh karena efek negatif yang diberikan jauh lebih besar daripada efek positifnya.
Berikut yang terjadi pada tubuh saat Anda terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji:
Makanan cepat saji biasanya mengandung natrium tinggi sebagai pengawet dan meningkatkan rasa makanan.
Padahal, natrium berlebih bisa meningkatkan tekanan darah, yang memberi tekanan pada sistem kardiovaskular Anda.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mengeraskan atau mempersempit pembuluh darah Anda, menjadi faktor risiko utama untuk serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Mengonsumsi makanan yang tinggi natrium, tinggi lemak atau berat dengan karbohidrat olahan bisa membuat Anda merasa kembung.
Saat mengonsumsi makanan cepat saji, kita biasanya memesan soda sebagai minumnya. Padahal, soda bisa semakin memperburuk kembung.
Karbohidrat yang ada dalam makanan epat saji biasanya berupa karbohidrat olahan yang rendah kandungan seratnya.
Padahal, kita perlu mengonsumsi minimal 25 gram hingga 35 gram serat per hari untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Serat juga membantu bakteri usus baik berkembang dan membuat Anda merasa kenyang. Jika kita terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, maka asupan serat di tubuh pun berkurang.
Hal inilah yang memicu gangguan pada pencernaan.
Baca juga: Schistosomasis