Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Terjadi Jika Kamu Sering Makan Junk Food

Kompas.com - 13/02/2022, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Makan burger, sosis, kentang goreng, dan berbagai makanan cepat saji lainnya memang terasa sangat menyenangkan.

Selain praktis dan murah, rasanya yang kerap membuat ketagihan pun membuat kita hampir setiap hari mengonsumsinya.

Yah, sudah menjadi rahasia umum bahwa mengonsumsi makanan cepat saji berisiko buruk bagi kesehatan.

Sesekali mengonsumsinya memang tak masalah. Akan tetapi, jika hampir setiap hari kita memakannya tentu akan menjadi bahaya besar.

Baca juga: Primary Biliary Cirrhosis

Mengapa makanan cepat saji buruk untuk kesehatan

Setiap jenis makanan memiliki efek yang berbeda pada tubuh. Nah, makanan cepat saji dianggap negatif bagi tubuh karena efek negatif yang diberikan jauh lebih besar daripada efek positifnya.

Berikut yang terjadi pada tubuh saat Anda terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji:

1. Tekanan darah naik

Makanan cepat saji biasanya mengandung natrium tinggi sebagai pengawet dan meningkatkan rasa makanan.

Padahal, natrium berlebih bisa meningkatkan tekanan darah, yang memberi tekanan pada sistem kardiovaskular Anda.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mengeraskan atau mempersempit pembuluh darah Anda, menjadi faktor risiko utama untuk serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.

2. Membuat kembung

Mengonsumsi makanan yang tinggi natrium, tinggi lemak atau berat dengan karbohidrat olahan bisa membuat Anda merasa kembung.

Saat mengonsumsi makanan cepat saji, kita biasanya memesan soda sebagai minumnya. Padahal, soda bisa semakin memperburuk kembung.

3. Memicu masalah pencernaan

Karbohidrat yang ada dalam makanan epat saji biasanya berupa karbohidrat olahan yang rendah kandungan seratnya.

Padahal, kita perlu mengonsumsi minimal 25 gram hingga 35 gram serat per hari untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Serat juga membantu bakteri usus baik berkembang dan membuat Anda merasa kenyang. Jika kita terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, maka asupan serat di tubuh pun berkurang.

Hal inilah yang memicu gangguan pada pencernaan.

Baca juga: Schistosomasis

4. Memicu kenaikan berat badan

Kandungan kalori dalam makanan cepat saji sangat tinggi. Kalori ekstra dalam tubuh bisa memicu pertambahan berat badan.

Makanan mengandung kalori tinggi juga membuat kita cepat lapar. Akibatnya, kita menjadi lebih sering makan dan kalori pun semakin menumpuk.

5. Menguras energi

Karbohidrat olahan dan gula tinggi dalam makanan cepat saji bisa memicu lonjakan glukosa yang membuat produksi insulin meningkat.

Hal ini sekaligus menurunkan kadar gula dengan cepat.

Naik dan turunnya kadar gula darah yang sengat drrastis ini bisa membuat kita mudah merasa lelah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau