Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Kanker dari Sirkulasi Darah

Kompas.com - 13/05/2008, 17:27 WIB

TANGERANG, SABTU - Dalam beberapa dekade terakhir, riset penggunaan teknologi nano dalam diagnosis dan terapi kanker terus dikembangkan. Dengan teknologi ini, gen penghambat sel kanker dalam liposomal partikel nano dimasukkan langsung ke dalam sistem sirkulasi darah manusia.

Hal itu bertujuan agar sel kanker serta tumor dengan segala bentuk dan ukuran bisa langsung dihancurkan. Demikian diungkapkan Ester H Chang dari Lombardi Comprehensive Cancer Center Pusat Kedokteran Universitas Georgetown, Amerika Serikat, Sabtu (10/5) di Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang.

Ester menyatakan, penggunaan teknologi nano ini bisa meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalisasi efek samping karena hanya menghancurkan jaringan tubuh yang terkena kanker dan tidak merusak jaringan sehat. Sejauh ini uji klinik penggunaan partikel nano dalam terapi kanker masih dilakukan untuk meneliti dosis yang tepat.

Direktur Bidang Hubungan Internasional Institut Kanker Nasional Amerika Serikat Joe B Harford menambahkan, potensi teknologi nano dalam pengobatan secara umum sudah terwujud. Sejauh ini penggunaan teknologi nano untuk pengobatan umum masih terbatas, tetapi banyak riset telah dilakukan. Pengembangan riset ini diperlukan untuk mengetahui tingkat keamanan dan efikasi pengobatan kanker dengan teknologi nano.

Teknologi nano ini perlu segera dikembangkan karena, "Pada sebagian pasien, sel-sel kanker resisten terhadap radiasi dan kemoterapi," kata Ester.

Penderita kanker umumnya menjalani pengobatan standar, yaitu terapi radiasi dan kemoterapi. Obat kemoterapi tak hanya menyerang sel kanker, tetapi juga sel sehat yang kemudian tumbuh cepat.

Saat ini banyak negara di dunia tengah mengembangkan teknologi ini, di antaranya Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan beberapa negara di Eropa. National Nanotechnology Initiative Amerika Serikat, yang didirikan tahun 2000, pada tahun ini mengalokasikan anggaran lebih dari 1 miliar dollar AS. "Beberapa obat dengan teknologi nano sedang diuji klinik, dan ada yang telah dipasarkan," ujarnya.

Resistensi sel kanker

Sementara itu juga dibahas situasi sekarang, seiring perubahan lingkungan dan gaya hidup, situasi epidemi penyakit kanker di dunia kian mencemaskan.

Hal ini diperparah oleh meningkatnya resistensi sel-sel kanker pada terapi radiasi dan kemoterapi. Teknologi nano untuk terapi kanker dikembangkan untuk mengatasi persoalan itu.

Menurut Harford dalam makalahnya pada simposium "Frontier of Cancer Research", Minggu, di UPH, jumlah kematian akibat kanker melebihi jumlah angka kematian akibat AIDS, tuberkulosis, dan malaria. Masalah kependudukan dan perubahan gaya hidup meningkatkan penyakit kanker, terutama di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau