Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zinc, Mineral Peningkat Kekebalan Tubuh

Kompas.com - 23/09/2008, 11:21 WIB

Panduan diet Amerika tahun 2000 telah menyarankan pola konsumsi gizi seimbang untuk memenuhi segala kebutuhan gizi tubuh. Tidak ada satu pun jenis pangan atau makanan yang mengandung seluruh zat bergizi yang berguna bagi tubuh.

Dalam kaitannya dengan zinc, kombinasi konsumsi daging, unggas, makanan laut, gandum-ganduman, polong-polongan kering, kacang-kacangan, dan sereal yang telah difortifikasi merupakan pilihan yang paling baik.

Hati-Hati Vegetarian
Defisiensi zinc dapat terjadi apabila asupan zinc ke dalam tubuh tidak memenuhi kebutuhan harian tubuh. Sebab lain, daya cerna zinc yang buruk akibat kehadiran asam fitat sebagai antinutrisi. Penyerapan zinc juga diatur secara homeostatis, yaitu meningkat penyerapannya di saat tubuh mengalami defisiensi, dan menurun jika konsumsinya berlebih.

Gejala-gejala defisiensi zinc adalah keterbelakangan pertumbuhan, kerontokan rambut, diare, penundaan pematangan seksual (hipogonadism), impotensi, ruam-ruam pada mata dan kulit (dermatitis) serta kehilangan selera makan. Gejala lainnya yang juga ditemukan adalah penurunan berat badan, masa penyembuhan luka yang lambat, abnormalitas indra penciuman dan pengecap akibat parakeratosis (penebalan ujung saraf sehingga tidak sensitif), serta kelesuan mental.

Seseorang sering sekali tidak menyadari kalau dirinya mengalami defisiensi zinc. Hal tersebut disebabkan tidak spesifiknya gejala-gejala yang ditimbulkan oleh defisiensi zinc. Gejala-gejala yang sama juga bisa disebabkan oleh kekurangan zat-zat gizi lainnya. Kelemahan lainnya adalah tidak tersedianya suatu metode khusus yang dapat mendeteksi defisiensi dan status gizi zinc pada manusia.

Sebagai generalisasi, umumnya dokter akan menganjurkan konsumsi suplemen zinc pada penderita kekurangan energi, peminum alkohol berat, penderita penyakit saluran pencernaan, serta pertumbuhan abnormal pada balita dan anak-anak. Anjuran konsumsi diberikan sebagai antisipasi terhadap terjadinya defisiensi zinc.

Vegetarian umumnya membutuhkan zinc dalam jumlah 50 persen lebih besar daripada kebutuhan zinc nonvegetarian. Hal ini mengacu kembali pada kandungan zat-zat antinutrisi bahan pangan nabati yang dapat menghambat proses penyerapan zinc dari jumlah yang dikonsumsi. Oleh karena itu, pada vegetarian sangat dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen zinc.

Defisiensi zinc selama kehamilan dapat mengakibatkan pertumbuhan fetus yang lambat. Suplementasi zinc dapat memberikan antisipasi yang baik jika diberikan pada anak-anak yang memperlihatkan gejala keterbelakangan pertumbuhan yang belum terlalu parah. ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan harian zinc pada balita usia 7-12 bulan.

Oleh karena itu, anak sebaiknya diberikan juga makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang kaya zinc. Sebaliknya, ibu menyusui juga harus memenuhi kebutuhan zinc secara tepat, baik dari bahan pangan alami maupun suplemen.

Kelompok lain yang juga rentan terhadap defisiensi zinc adalah peminum alkohol. Sekitar 30-50 persen peminum alkohol berat umumnya menderita defisiensi zinc. Peminum alkohol umumnya memiliki daya cerna dan daya serap yang rendah terhadap zinc.

Oleh karena itu, umumnya zinc dalam jumlah besar akan ditemukan pada urin peminum alkohol (Smith, 1988). Defisiensi zinc pada peminum alkohol akan diperparah dengan kondisi umum mereka yang jarang mengasup makanan dengan kandungan gizi seimbang. Sebagian besar kebutuhan energi mereka terpenuhi dari alkohol.

Kondisi tubuh lain yang dapat meningkatkan status defisiensi zinc adalah diare. Apabila seseorang menderita diare, kemungkinannya untuk mengalami defisiensi zinc menjadi lebih besar. Pada kasus diare, daya cerna zinc menurun sehingga menjadi lebih banyak yang dikeluarkan dari tubuh. Kondisi pascapembedahan, terutama pembedahan pada saluran pencernaan (usus buntu, penyakit Crohn), juga meningkatkan risiko defisiensi zinc.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com