Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menemukan Sehat dalam Yoga

Kompas.com - 20/12/2008, 07:06 WIB

TUJUH tahun lalu, Ira Arisanti masih bekerja di sebuah perusahaan swasta dan baru saja sembuh dari sakit. Untuk memulihkan imunitas tubuhnya, ia memilih olah tubuh yoga. Pada tahun 2006, setelah sekian lama merasakan manfaat yoga, ia ”banting setir”. Karier di perusahaan ia tinggalkan dan kini menjadi guru yoga.

Langkahnya untuk berhenti bekerja diakui Ira tidak mudah. ”Sayang juga waktu memutuskan untuk mengakhiri karier. Tetapi, setelah saya timbang-timbang, daripada saya dapat duit banyak, tetapi enggak happy, mending saya jalani aktivitas yang bisa membuat saya bahagia,” kata Ira, awal Desember lalu di Jakarta.

Ia menuturkan, ”kenekatannya” berganti profesi dilakukan setelah ia menemukan banyak manfaat yoga. Hal itu, misalnya, alergi debu pagi yang sekian lama ia derita perlahan-lahan sirna. ”Badan juga tidak gampang capek. Lutut yang dulunya sering linu setelah aerobik, rasa nyerinya juga sudah hilang,” kata perempuan berusia sekitar 30 tahun itu.

Ia merasakan yoga sebagai olah tubuh sempurna karena tak hanya menyentuh fisik dan membakar energi. Yoga, tutur Ira, melatih semua organ tubuh dan membenahi fisik tubuh, pikiran, serta spirit. Semua menjadi ideal karena ada filosofi di dalam yoga, seperti ajaran hidup sehat dan tidak berlebihan.

Pengalaman seperti dirasakan Ira marak terjadi di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Guru yoga di ”Rumah Yoga”, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Yudhi Widdyantoro, mengisahkan, booming yoga terasa di Ibu Kota saat krisis ekonomi menghantam Tanah Air, tahun 1997-1998. ”Sejak itu peminat yoga melonjak,” katanya saat ditemui di ”Rumah Yoga” belum lama ini.

Yudhi mulai belajar yoga di Pusat Kebudayaan India di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, pada 1991 saat jumlah peserta masih bisa dihitung dengan jari. ”Ketika itu peserta kursus yoga tak lebih dari 10 orang dan kebanyakan peserta kaum ekspatriat. Mungkin karena popularitas yoga yang sudah lebih top di luar Indonesia sehingga banyak peserta waktu itu orang asing,” katanya.

Fenomena sepinya peminat yoga mulai hilang pada 1997 dan makin hari makin padat saja. Yudhi memperkirakan, pertumbuhan sanggar yoga menjamur empat tahun terakhir.

”Saya menganalisis, perkembangan yoga di Indonesia, khususnya Jakarta, terjadi karena pengobatan medis berkonsentrasi pada aspek fisik, sementara dampak krisis ekonomi lebih banyak memukul sisi mental manusia, dan itu, layak disyukuri, ada di yoga,” kata Yudhi.

Bersatu di yoga

Guru yoga asal Kanada, yang aktif mengajar yoga di Bali, Linda Madani (Grondin), menambahkan, yoga adalah bentuk pengembangan spiritual, yang memperkuat sisi fisik, emosi, mental, dan spiritual manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com