Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Riset Sel Punca

Kompas.com - 04/02/2009, 16:06 WIB

Dalam uji laboratorium, mencit yang jadi hewan coba dirusak sel-sel kekebalan tubuh mereka dan diinjeksi sel punca dari sumsum tulang.

Hasilnya, ada pertumbuhan sel pada setiap bagian yang diinjeksi. Kemudian, tahun 1998 isolasi sel punca embrionik pertama kali dilakukan James Thomson di Universitas Wisconsin-Madison.

Umur embrionik yang digunakan adalah satu minggu. Tak lama kemudian, kelompok lain di Universitas John Hopkins juga berhasil mengisolasi sel punca embrionik dari embrio manusia umur 5-9 minggu.

Pada Oktober 2007, Mario Capecchi, Martin Evans, dan Oliver Smithies meraih Hadiah Nobel Kedokteran untuk riset mereka mengubah gen-gen tertentu pada mencit memakai sel punca embrio hewan itu.

Sayangnya sejak tahun 2005, riset bidang sel punca embrionik di AS tidak lagi dibiayai anggaran federal karena diboikot Presiden George W Bush yang terpilih lagi tahun 2004. Alasan yang dikemukakan adalah alasan etika.

Hal ini didukung kalangan Kristen dan Katolik yang fanatik di AS yang menganggap embrio manusia tidak sepatutnya digunakan untuk eksperimen dan dihancurkan.

Keputusan itu membuat banyak ilmuwan hengkang dari AS dan pindah ke Inggris, Singapura, dan China di mana pemerintah setempat menerima aktivitas penelitian mereka.

Para ilmuwan lain yang tetap bertahan di AS kurang mendapat dukungan dana dari pihak swasta untuk meneliti sel punca embrionik.

Di tengah kontroversi itu, tahun 2004, peneliti Korea Selatan Hwang Woo Suk mengumumkan telah menghasilkan sel punca embrionik pertama kali dari orang sehat dengan memakai metode kloning.

Berita ini sempat menggemparkan dunia, tetapi belakangan terbukti hal itu adalah kebohongan dan diakui Hwang sebagai kesalahan fatal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com