Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belimbing dan Salak Bojonegoro Akan Diberdayakan

Kompas.com - 16/03/2009, 16:57 WIB

BOJONEGORO, KOMPAS.com — Potensi ekonomi dari komoditas unggulan belimbing dan salak bojonegoro akan diberdayakan sehingga punya nilai tambah. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro Parwoto kepada Kompas, Senin (16/3), menyatakan, Pemkab Bojonegoro akan berupaya agar komoditas tersebut bisa diolah menjadi berbagai produk olahan.

Langkah tersebut diharapkan membuat kedua komoditas andalan daerah tersebut bisa dijual dengan harga lebih mahal, punya nilai tambah, berdampak ekonomi dalam menyerap tenaga kerja. Kini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mulai giat memasarkan produk tersebut. Produk itu juga akan ditawarkan kepada para investor agar menanamkan modalnya di Bojonegoro.

Menurut Parwoto, salak dan belimbing bojonegoro memiliki kekhasan. Salak wedi yang dikembangkan di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, rasanya tidak kalah dengan salak pondoh Yogyakarta maupun salak Bali. Hasil panen salak wedi mencapai sekitar 199,8 ton. Rasanya manis-manis asam dan terasa segar. Sayangnya salak tersebut baru dikonsumsi dalam bentuk buah segar.

"Investor yang tertarik berinvestasi di bidang agrobisnis bisa menjajaki pembuatan manisan dan jenang salak dari buah salak wedi," kata Parwoto. Menurut dia, masih terbuka peluang investasi untuk dibuat kripik atau panganan lain.

Parwoto mengatakan, untuk komoditas buah belimbing dikembangkan di Desa Ngringinrejo dan Mojo Kecamatan Kalitidu. Luas area sentra belimbing mencapai 9 hektar dengan hasil panen sekitar 30 ton.

"Berat rata-rata buah belimbing sekitar 200 hingga 300 gram per buah. Investor bisa membuat selai, sirup, dan manisan dari buah blimbing," katanya.

Pabrik pengolah jagung

Sementara untuk tanaman palawija, di Bojonegoro telah berdiri dua pabrik pengolah jagung di Kecamatan Baureno dan Dander. Rencananya tiga pabrik pengolah jagung yang baru akan didirikan di Kecamatan Trucuk (Desa Banjarsari) dan Kecamatan Baureno.

"Selain berupa pabrik pengering jagung (drier) juga didirikan pabrik tepung jagung. Yang sudah jalan satu di Baureno dan satu di Dander. Bahkan di dander bisa mengolah makanan ringan kemasan dengan bahan baku jagung," katanya.

Agar harga jagung bisa stabil dan penjualan jagung tidak banyak ke luar daerah, Pemkab Bojonegoro berinisiatif membangun tiga pabrik jagung berskala besar. Rencana itu didasari potensi Bojonegoro dengan produksi jagung selain penghasil beras. Produksi jagung di Bojonegoro bisa mencapai 160.000 ton per tahun dari luasan tanam 41.000 hektar.

"Kami ingin petani bisa meningkatkan produksi jagung dan menetapkan harga yang bagus agar petani bisa untung. Selama ini harga jagung jatuh karena permainan tengkulak dan peredaran jagung ke luar kota. Petani tidak bisa menentukan penjualan sendiri," kata Parwoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com