Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kak Seto: Rokok itu Narkoba!

Kompas.com - 23/07/2009, 19:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi Konvensi Pengendalian Dampak Tembakau. Di DPR, RUU Pengedalian Tembakau belum juga disyahkan. Mudah-mudahan seruan dari anak Indonesia pada Hari Anak Nasional 2009 (HAN) tentang bahaya rokok bagi kesehatan terutama anak-anak dengan cara penghentian iklan rokok bisa didengar.

Demikian diungkap Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi pada puncak perayaan HAN 2009 di Taman Impian Jaya Ancol. “Semua promosi sponsor rokok yang sering melibatkan anak-anak dan remaja dihentikan dan saya harap bisa didengar pemerintah dan dilaksanakan bersama-sama,” ungkap Kak Seto, panggilan akrabnya, pada wartawan di Jakarta, Kamis (23/7).

Sebelumnya, pada puncak HAN 2009 itu 2 anak yang mewakili anak-anak Indonesia membacakan hasil Kongres Anak 2009 yang salah satunya menekankan penghapusan iklan rokok karena sangat berbahaya bagi anak-anak dan masa depannya. Menurut Kak Seto, kongres tersebut murni dihadiri anak-anak tanpa satu pun orang dewasa yang terlibat. “Dan mereka juga tidak ingin hasil keputusannya di intervensi. Saya juga kaget, mereka anak-anak Indonesia kasih masukan,” ucap Kak Seto.

Penghentian iklan rokok apapun bentuknya, termasuk dalam bentuk sponsor, mendesak untuk dilakukan. Karena, lanjut Kak Seto, dari hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak, anak-anak merokok karena tergiur oleh iklan yang mengajarkan bahwa dengan merokok anak jadi gaya, jantan, macho, kreatif dan gaul. “Ini menyesatkan. Satu-satunya cara adalah dengan menghentikan semua iklan dan promosi sponsor rokok, untuk lindungi anak kita,” papar Kak Seto serius.

Sekalipun ia secara implisit mengakui cukai rokok turut berperan dalam pemasukan negara, namun itu tidak cukup menjadi alasan memperbolehkan produsen rokok mengiklankan produknya. Karena rokok itu jelas beracun, ada bahan adiktifnya. Zat adiktif tersebut juga ada pada narkoba. “Jadi, rokok adalah narkoba. Apakah kita di satu sisi mengharapkan narkoba, dan disisi lain, membiarkan zat adiktif ini mempengaruhi dan meracuni anak-anak kita, kan tidak?” tuturnya.

Terkait dengan sumbangsih produsen rokok dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan, Kak Seto yakin bahwa ada sumber-sumber dana lain yang bisa dimanfaatkan, tidak harus dari produsen rokok. “Kalau nantinya rokok tidak menyumbang cukup banyak, masih ada sumber-sumber lain untuk perolehan pajak. Sponsor dari yang lain juga bisa,” tandas Kak Seto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com