Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kolik Diduga Bakteri

Kompas.com - 08/08/2009, 09:24 WIB

KOMPAS.com - Bakteri yang biasa ditemukan di mulut, kulit, dan saluran cerna mungkin merupakan penyebab utama terjadinya kolik infantil pada bayi. Menurut peneliti, bakteri Klebsiella yang biasanya menyertai radang perut pada saluran cerna bayi ditemukan pada bayi-bayi yang diteliti.

"Kami percaya bakteri ini mencetuskan reaksi peradangan yang menyebabkan saluran pencernaan bayi meradang," kata Dr.J.Marc Rhoads, Profesor Pediatric dari University of Texas Medical School, yang melakukan studi tersebut.

"Peradangan pada usus bayi yang mengalami kolik mirip dengan pasien irritable bowel syndrome (gangguan pada saluran cerna yang menyebabkan nyeri perut dan sembelit atau diare)," tambah Rhoads.

Kolik biasanya dialami sekitar 20 persen bayi berumur 2 minggu sampai 4 bulan. Hingga saat ini para ahli belum bisa mengetahui penyebab kolik tapi umumnya dihubungkan dengan gangguan sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Saat terjadi kolik biasanya bayi akan menangis dalam waktu lama dan seringkali tampak kesakitan.

"Kolik bisa berbahaya bagi bayi dan tentu saja menimbulkan frustasi bagi orangtua karena bayi menangis terus menerus," kata Rhoads. Ia menambahkan, bayi yang sering mengalami kolik beresiko mengalami penyakit yang berkaitan dengan saluran cerna saat dewasa.

Dalam studinya, Rhoads dan timnya meneliti 36 bayi, baik yang mendapat ASi atau susu formula. Separuh dari responden mengalami kolik dan peneliti menemukan bayi yang tidak kolik di saluran cernanya ada berbagai tipe bakteri. Menurut Rhoads, banyaknya tipe bakteri di usus biasanya bagus untuk kesehatan.

Ia mengatakan akan melanjutkan penelitian ini dengan melibatkan orang dewasa dan balita untuk mengetahui apakah probiotik atau bakteri baik bisa dipakai untuk mengatasi inflamasi di usus yang menyebabkan kolik pada bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com