Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun, Sejuta Orang Tewas akibat Malaria

Kompas.com - 03/11/2009, 03:56 WIB

London, Senin - Hampir satu juta orang tewas akibat malaria per tahun karena mereka tidak mampu menjangkau pengobatan paling efektif. Mereka cenderung membeli obat-obatan lama yang sudah tak mempan menghadapi parasit malaria.

Para peneliti dari Populations Services International Malaria (PSI), Senin (2/11), mengatakan, terapi kombinasi artemisinin (ACT) biayanya bisa mencapai 65 kali biaya hidup minimum sehari-hari di sejumlah negara Afrika. Harga obat-obatan ACT bisa mencapai 11 dollar AS (Rp 105.000) bagi pasien, sedangkan obat-obat lama harganya hanya 0,3 sen dollar AS (Rp 2.800).

”Dengan banyaknya orang yang mengakses obat antimalaria secara pribadi, harga menjadi penghalang yang sangat penting. Pengobatan secara menyeluruh melalui ACT besarnya bisa 65 kali lipat dari biaya hidup minimum sehari-hari,” kata Desmond Chavasse, Direktur PSI.

Malaria adalah penyakit yang berpotensi mematikan yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Sebanyak 90 persen kematian akibat malaria di Afrika Sub-Sahara dan sebagian Asia menimpa anak-anak.

PSI bersama London School of Hygiene and Tropical Medicine mengadakan penelitian soal pasar obat malaria di enam negara Afrika Sub-Sahara dan Kamboja. Studi itu meneliti ketersediaan, harga, dan volume bagi 23.000 obat malaria dari 20.000 tempat penjualan.

Ditemukan bahwa di sebagian besar negara, porsi ACT hanya 5 persen hingga 15 persen dari volume total obat antimalaria di pasaran. Ketersediaan ACT hanya 20 persen di klinik kesehatan umum.

Berdasarkan studi PSI, mayoritas negara endemi malaria mengubah kebijakan pengobatan sekitar tiga tahun lalu dan beralih pada obat-obatan ACT saat berhadapan dengan meluasnya resistensi malaria terhadap obat-obatan monoterapi lama.

Pakar malaria berharap skema subsidi sebesar 225 juta dollar AS yang diluncurkan oleh Dana Global untuk memerangi AIDS, TBC, dan malaria bisa memotong harga obat-obatan ACT di negara-negara miskin. Rencana subsidi itu tengah ditawarkan kepada Benin, Kamboja, Ghana, Kenya, Madagaskar, Uganda, Nigeria, Rwanda, Senegal, Tanzania, dan Niger untuk memotong harga obat-obatan ACT menjadi 20 sen dollar AS. (reuters/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com