Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kecurigaan Yang Luar Biasa

Kompas.com - 01/12/2009, 08:47 WIB

Herman merasa telepon genggamnya telah ‘disadap’ oleh pihak gengster yang mengincarnya, sehingga mereka mengirimkan pastur gadungan kepadanya. Ia meyakini hal itu setelah melihat pastur yang datang  wajahnya tidak ramah dan tangannya kasar. Sejak itu Herman meminta dipindahkan ke rumahsakit yang dijaga ketat oleh tentara.  

Didasarkan Delusi
Paranoia secara umum memang merujuk pada kecenderungan seseorang atau suatu kelompok masyarakat untuk memiliki kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap orang lain, yang tidak didasarkan pada kenyataan obyektif melainkan pada kebutuhan untuk mempertahankan egonya. Dorongan bawah sadar ini merupakan suatu proyeksi dari mekanisme pertahanan diri, dan seringkali juga merupakan bentuk kompensasi waham megalomania (merasa diri paling hebat).

Pengertian paranoia yang lain merujuk pada gangguan psikosis berupa kecenderungan perilaku yang didominasi oleh reaksi yang didasarkan pada delusi (angan-angan atau khayalan). Menurut  Norman Cameron, MD., Ph.D dalam buku An Outline of Abnormal Psychology delusi itu menyangkut dua hal, yaitu penyiksaan dan waham kemegahan atau kebesaran.

Perilaku yang didasarkan pada khayalan ini sebetulnya wajar terjadi pada orang yang normal, dan juga sangat umum pada orang yang memiliki kebutuhan khusus atau mengalami kecemasan.

Orang yang merasa tidak aman akan mengembangkan khayalan yang membuatnya bereaksi sangat sensitif terhadap apa pun yang merangsangnya, sementara sikap yang relatif tidak emosional dan reaksi dari individu yang memiliki rasa aman yang cukup akan cenderung mencegah berkembangnya perilaku berkhayal.

Peristiwa berkhayal ini juga kerap terjadi karena orang harus melanjutkan aksinya yang tidak didasarkan pada data yang lengkap dan pasti. Aksi berkhayal ini bisa dihentikan selama orang yang bersangkutan mau berusaha mencari kelengkapan dan kepastian data.

Namun pada orang-orang tertentu yang memiliki kecemasan tinggi membutuhkan kepastian yang absolut, dan kebiasaan seperti ini menurut Cameron bisa menyebabkan berkembangnya perilaku patologis yang serius.

Pada kasus Herman, paranoia yang dialaminya berkembang sejak kecil karena ia memiliki rasa aman yang sangat rendah. Perasaan itu muncul karena ia merasa tidak diperhatikan dan ‘dibuang’ oleh orangtuanya, dan selama Herman tinggal berpindah-pindah dari satu famili ke famili lain ia tidak mendapatkan rasa aman itu. Sampai dewasa dan menjadi pengacara pun, kebutuhan akan rasa aman ini tak pernah tercukupi oleh status sosial maupun ekonominya.

Maka, jangan abaikan kebutuhan rasa aman pada anak-anak kita. @
Widya Saraswati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com