Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lagi Berpenyakit Korupsi

Kompas.com - 13/02/2010, 19:41 WIB

Tugas memilih garis ini sangat sederhana karena cukup jelas bahwa garis nomor 2 yang sama tingginya dengan garis X. Hal ini dapat dijawab benar oleh mayoritas subjek, ketika mereka satu per satu ditugasi memilih garis tersebut, tanpa menyaksikan pilihan orang lain.

Namun, hasilnya sungguh berbeda ketika subjek memilih garis di tengah-tengah keberadaan orang lain. Mereka cenderung mengikuti pilihan orang-orang lain (pilihan mayoritas), meski pilihan itu salah. (Catatan: para pemilih yang mendahului subjek penelitian adalah orang-orang yang dengan sengaja diminta Asch untuk memilih jawaban salah, untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan subjek).

Demikian pula dalam hal korupsi. Seseorang yang semula bersikap negatif terhadap korupsi akhirnya terseret melakukannya, disebabkan situasi di mana orang lain menunjukkan sikap positif terhadap korupsi dan melakukan korupsi sebagai hal biasa.

3. Kepatuhan
Di dalam masyarakat, mereka yang memiliki kedudukan tinggi dan otoritas wajib dipatuhi orang lain. Seperti halnya konformitas, kepatuhan orang terhadap pemilik otoritas ternyata sedemikian tingginya, hingga mengabaikan suara hati.
Dalam psikologi hal ini ditunjukkan oleh eksperimen yang dilakukan Milgram. Ia memberi tugas kepada subjek penelitiannya untuk bertindak sebagai guru yang harus memberikan hukuman berupa sengatan listrik kepada “siswa” yang melakukan kesalahan dalam belajar.

Kepada subjek diberitahukan bahwa eksperimen tersebut dimaksudkan untuk mengetahui efek hukuman terhadap pembelajaran. Dan untuk melakukan tugas itu subjek dibayar (untuk menunjukkan otoritas peneliti terhadap subjek).

Tanpa sepengetahuan subjek, sebenarnya para siswa itu adalah anak buah peneliti yang berpura-pura sakit ketika melakukan kesalahan belajar dan mendapat hukuman dari subjek. Dan sengatan listrik itu tidak sungguh-sungguh.

Hukuman akan semakin berat bila kesalahan bertambah, bergerak dari sengatan 15, 30, 45, dst, hingga 450 volt. Ketika sengatan mencapai 120 volt, siswa mulai berteriak kesakitan. Ketika mencapai 150 volt siswa menangis minta dikeluarkan dari ruangan. Sepanjang proses itu, subjek terus mendapat perintah dari peneliti untuk melanjutkan hukuman.

Hasilnya di luar dugaan Milgram. Ternyata 25 dari 40 (63 persen) orang yang berpartisipasi sebagai subjek penelitian itu mematuhi perintah memberi hukuman hingga 450 volt, meski sebenarnya mereka tidak tega menyaksikan siswa yang tampak kesakitan atau kejang-kejang.

Hal yang perlu dicatat dari eksperimen itu adalah kenyataan bahwa perintah langsung dan bertahap dari pemilik otoritas, cenderung kita patuhi. Demikian pula korupsi, kadang terjadi karena perintah langsung dari atasan. Dengan perintah yang sedikit demi sedikit, makin lama orang makin jauh terlibat dalam korupsi.

4. Kemungkinan Sukses
Hal lain yang mendukung seseorang melakukan korupsi adalah pertimbangan subjektif mengenai besarnya kemungkinan sukses bila dibanding kemungkinan gagal dalam melakukan korupsi. Korupsi akan dilakukan bila nilai perolehan tindakan itu jauh lebih besar dari nilai kehilangan (Ancok, 1995).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com