Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menata Hidup Setelah Stroke

Kompas.com - 15/03/2010, 06:56 WIB

Kompas.com - Stroke kini menyerang orang-orang yang berusia produktif. Ketika serangan itu datang, mereka yang sebelumnya bisa aktif berkegiatan tiba-tiba seperti ”terpenjara” dalam tubuh yang tidak lagi bisa berfungsi normal. Butuh kesabaran dan tekad yang kuat untuk kembali menata hidup.

Terbangun dari mimpi panjangnya, Ade Baringin Nasution (49) mencoba untuk membuka matanya. Namun, ia tidak bisa. Berulang kali Ade berusaha, kelopak matanya tetap saja tidak bisa dibuka. Dengan penuh kesadaran, ayah dua anak itu lalu mencoba menggerakkan jarinya. Hasilnya sama saja, ia tetap tidak bisa bergerak.

Ade tidak tahu apa yang tengah terjadi pada dirinya. Kejadian terakhir yang ia ingat adalah, ia sedang mengikuti rapat di sebuah kantor pemerintahan di Padang, Sumatera Barat. Di tengah rapat, Ade tersinggung dengan perkataan rekan kerjanya dan kemarahannya memuncak.

Tidak berapa lama, Ade tumbang. Ia tidak sadarkan diri setelah mengeluh pusing sekali kepada salah seorang temannya. Ade dilarikan ke rumah sakit, dan menurut dokter, tekanan darahnya melonjak hingga 295/160. Tekanan yang terlalu tinggi itu menyebabkan pembuluh darah di batang otak Ade pecah. Ia mengalami koma. Peristiwa itu terjadi tahun 2007.

Stroke menyebabkan Ade koma selama 14 hari. Selama itu pula ia merasakan jiwanya terperangkap dalam tubuh yang ”mati”. ”Saya merasa seperti tidur panjang dan penuh mimpi. Kadang-kadang saya bangun dari tidur tetapi anggota tubuh saya tidak bisa bergerak,” kata Ade.

Saat terbangun, Ade berada pada kesadaran penuh. Ia bisa mendengar suara-suara orang yang dikenalnya. Ia mencoba berbicara kepada mereka, bahkan ia merasa sampai berteriak- teriak, tetapi tidak ada yang mendengar. ”Saya takut akan kematian ketika orang-orang melantunkan doa-doa di telinga saya,” kata Ade yang sempat frustrasi karena tubuhnya terbujur tanpa daya di tempat tidur.

Dalam kondisi koma, pikiran Ade juga masih terus berjalan. Ia teringat dengan kedua anaknya, Arvin (18) dan Nadya (17), yang masih membutuhkan biaya sekolah. Ade juga ingat bahwa dua hari lagi ia harus menemui klien untuk membicarakan bisnisnya di bidang interior.

Stroke juga melumpuhkan musisi Anton Issoedibyo (60). Pendiri Radio Geronimo di Yogyakarta ini pertama kali terkena stroke pada tahun 2004. Malam itu Anton yang masih berumur 54 tahun baru saja selesai menikmati udang rebus di daerah Kalimalang, Jakarta Timur. Pagi harinya, ketika bangun tidur, Anton merasa tubuh sebelah kanannya tidak bisa digerakkan lalu menyusul bagian tubuh sebelah kiri.

”Saya merasa tubuh sebelah kanan lumpuh, alis berkernyit dan mulut saya mencong. Tekanan darah saya saat diukur 250/185,” tutur Anton melalui surat elektronik yang ia kirimkan. Anton masih bisa berbicara, tetapi ia mengaku terkadang bicaranya kurang jelas sehingga ia lebih memilih berkomunikasi melalui surat elektronik di internet atau pesan singkat di telepon genggam.

Adaptasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com